Lily's Mother

26K 1.8K 66
                                    

"Ini serius mau kerjain tugas Bu Willy di rumah lo?"

Seorang wanita cantik mengangguk dengan senyuman manis di bibirnya. Ia begitu semangat saat dosen membagikan kelompok berisikan 2 orang, ia dan pria di depannya ini.

"Oke. Tapi gue gak bisa lama. Masih ada kerjaan," kata pria itu lagi.

"Iya. Sisanya nanti biar gue kerjain sendiri," balas si wanita.

Pria itu mengangguk, lalu keduanya melangkah meninggalkan kelas yang sudah usai menuju parkiran.

"Gue nebeng lo gak papa, kan? Mobil gue masih di bengkel," pinta si wanita.

Tanpa ragu pria itu mengangguk dan memasuki mobil diikuti oleh wanita yang kini tersenyum lebar mendapatkan respon itu.

Davin, pria 25 tahun yang tengah melanjutkan studinya di strata 2. Sedangkan wanita yang bersamanya bernama Lily, teman satu kelompok yang tadi dibagikan oleh dosen mereka.

Menghabiskan 20 menit di perjalanan, kini mobil Davin berhenti di halaman rumah mewah milik Lily. Ia keluar mengikuti Lily, lalu keduanya masuk ke dalam ruang tamu.

"Duduk dulu ya, gue ambil camilan sama minum," kata Lily.

Davin duduk sembari memperhatikan beberapa foto yang terpajang di dinding. Ada foto Lily dan keluarganya.

Di dapur, Lily tersenyum licik. Ia mengaduk minuman dengan sesekali menoleh pada pintu dapur. Semoga saja rencananya kali ini berhasil. Sudah lama Lily menyukai Davin. Tapi karena pria itu cukup akrab dengan banyak wanita, ia jadi kesusahan untuk mendekatinya.

Lily harus berterima kasih pada ibunya karena mau membantunya agar bisa 1 kelompok dengan Davin. Karena suasana hatinya cukup senang, Lily berlalu menuju lemari tempat camilannya di simpan. Ia cukup lama memilih sampai tidak tahu ada orang yang mengambil minumannya.

"Rencana lo gak akan berhasil, Ly," gumam seseorang.

Ia memasukkan beberapa butir obat tidur ke dalam minuman Lily, lalu pergi dari dapur dengan cepat saat Lily menutup pintu lemari.

Lily tersenyum tanpa bisa ditahan. Ia tidak sabar menunggu momen di mana Davin akan tergila-gila padanya. Untung saja rumahnya kosong dan hanya ada mereka berdua.

"Vin, minum dulu," tawar Lily saat ia kembali ke ruang tamu dan Davin sedang mengerjakan tugas mereka.

"Thank you," kata Davin menerima gelas yang Lily sodorkan.

Davin meneguk minumannya hingga tersisa setengah. Sedangkan Lily meneguk minumannya hingga habis tak bersisa. Dari lantai 2, seseorang tersenyum miring menatap bagaimana Lily begitu rakus meminum air yang ia campur dengan obat tidur.

"Seenggaknya kamu bakal nyenyak sampai besok," kekehnya.

"Vin, gue ke toilet bentar ya. Oh, iya, contoh tugasnya di kamar gue. Di atas kasur. Kalau lo butuh itu bisa ambil ke sana aja."

Davin hanya bergumam saja dengan mata yang fokus menatap layar laptop miliknya. Sedangkan Lily berlalu ke kamar tamu untuk menunggu reaksi obat pada Davin.

"Bisa-bisanya gue ngantuk," keluh Lily. Ia duduk di ranjang beberapa saat sebelum benar-benar jatuh tertidur.

Di luar, Davin beranjak menuju lantai 2 untuk mengambil contoh tugas yang tadi Lily sebutkan. Ia lupa menanyakan kamar wanita itu di sebelah mana. Tapi di lantai 2 hanya ada 2 kamar. Davin mengusap tengkuknya memilih kamar yang mana milik Lily.

"Ini kali ya," kata Davin mendorong pintu putih di sebelah kanan dari tangga.

Davin melangkah masuk. Ia tidak melihat kertas tugas di atas kasur. Melainkan ada seorang wanita yang tertidur di sana dengan posisi tengkurap. Davin seketika menelan ludah. Tubuhnya mendadak panas dengan jantung yang berdebar kencang.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora