Love Trap (End)

44.9K 3.5K 56
                                    

Momo menatap wajah babak belur Ryon. Ketampanan pria itu tidak terlihat lagi. Wajahnya benar-benar tidak berbentuk. Entah kenapa dada Momo sesak dan sakit. Matanya berkaca-kaca.

Dulu, Ryon adalah pria yang sangat disiplin. Sangat menjaga penampilan dan benci berkelahi. Tapi, malam ini Momo merasa pria itu bukan pria yang dulu ia kenal lagi. Ryon banyak berubah. Mungkin ia tambah tampan, tapi Ryon seperti orang yang baru Momo kenal. Ada sisi yang berbeda.

"Kamu kenapa sih, Yon?" gumam Momo sambil membersihkan dan mengobati luka-luka di wajah Ryon.

Hujan semakin deras di luar sana. Semua pintu sudah Momo kunci dengan aman. Mobil Ryon juga sudah Momo pastikan terkunci di luar sana.

Cukup lama Momo menatap wajah Ryon hingga ia mengusap Dengn lembut di sana. "Aku gak nyesel jatuh cinta sama kamu, Yon. Aku cuma kecewa sama diri aku, kenapa gak bisa bikin kamu jatuh cinta balik ke aku."

Air mata Momo perlahan luruh membasahi sudut  mata Ryon. Momo terisak. Ia tahu Ryon sudah tertidur karena mabuk berat. Saat membawa pria itu masuk ke dalam rumah, Momo bisa mencium aroma alkohol yang menyengat.

"Aku gak bisa nyalahin Abel. Dia gak salah. Abel gak tahu apa-apa soal perasaan kamu. Kalau bukan Cheli yang bilang, mungkin sampai sekarang Abel gak bakal tahu."

Momo mengusap pipinya yang basah sebelum mengecup kening Ryon dengan lembut, lalu Momo turun dari kasur. Ia akan tidur di kamar tamu malam ini.

Untuk pertama kalinya Momo terjaga hingga pukul 2 dini hari. Beberapa kali Momo kembali ke kamarnya untuk memastikan Ryon tetap terlelap.

Ketika angka jarum jam menunjukkan pukul 3, Momo baru terlelap dengan nyenyak. Bersamaan dengan itu pula mata Ryon terbuka. Ia mengernyit karena rasa pusing dan mual secara bersamaan.

Turun dari ranjang dengan tergesa, Ryon memasuki kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Pria itu menatap pantulan dirinya di cermin. Benar-benar hancur.

"Gue gak pernah segila ini," gumam Ryon.

Ia masih mengingat dengan jelas sebab akibat kenapa wajahnya babak belur. Ia berkelahi dengan orang asing di dalam kelab malam. Lebih tepatnya Ryon yang mencari perkara, tapi dia tetap diam saat dihajar habis-habisan.

Hanya itu cara Ryon untuk mendapatkan lawan dan melepaskan rasa cemburu serta kekesalannya. Bayangan pria yang tadi sempat bertemu dengannya di pintu rumah Momo membakar hatinya.

Berbagai pikiran buruk menghinggapi otaknya hingga ia melakukan hal gila seperti malam ini.

Ryon keluar dari kamar mandi. Ia mengernyit karena baru sadar kalau ini bukan kamarnya. Pandangan Ryon berputar pada meja rias. Ryon mendekat. Ada botol parfum yang ia kenali.

"Momo," gumam Ryon karena sangat hafal dengan wangi tubuh wanita itu sejak dulu.

Ryon meninggalkan kamar. Ia menuju kamar lain di dalam rumah. Rumah sederhana ini hanya memiliki 2 kamar. Jelas saja Ryon bisa menebak di mama Momo berada.

Saat membuka pintu, Ryon menatap sosok Momo yang terlelap. Tubuhnya terbungkus selimut tebal. Karena hujan sejak kemarin sore membuat cuaca begitu dingin.

Ryon masuk. Ia perlahan naik ke atas kasur dan menyelinap ke dalam selimut. Momo sama sekali tidak terganggu dengan gerakan Ryon. Bahkan pria itu memberanikan diri memeluk Momo.

"Selalu nyaman," bisik Ryon ketika ia mendapatkan posisi yang pas.

***

Momo mengernyit ketika merasakan usapan-usapan ringan di perutnya. Matanya seketika terbuka saat menyadari usapan itu semakin nyata terasa.

SHORT STORY 2021 - 2022 (END)Where stories live. Discover now