delapan. (Kilas balik)

8.6K 907 91
                                    

|Flashback|

Ceklekk

"Loh? Guanlin? Ngapain? Tumben banget lewat depan. Biasanya juga masuk dari kamarnya Renjun" ucap bunda Renjun setelah ia membukakan pintu depan rumahnya setelah mendengar beberapa kali bel rumahnya berbunyi

"Jendelanya di kunci sama Renjun, tan. Alin juga daritadi coba telfon Renjun tapi gak di angkat. Renjunnya kemana tan? Tidur?"

"Renjun kan pergi dari tadi sore. Emangnya dia gak bilang ke kamu?"

Guanlin menggeleng. "Ya udah masuk dulu yuk, tante tadi masak terong balado. Mama papa kamu lagi pergi kan? Nanti nginep sini aja ya"

Guanlin mengangguk kemudian mengikuti bundanya Renjun menuju ruang makan. Ia pun mendudukan dirinya di salah satu kursi. Bundanya Renjun langsung mengambilkan piring beserta nasi untuk Guanlin. "Nih, makan yang banyak jangan sungkan sungkan"

Guanlin mengambil beberapa lauk, dia emang udah biasa makan di rumah Renjun. Udah deket banget lah sama keluarganya, ya karena mereka tetanggan dan juga tiap hari Guanlin pasti kesini.

"Renjun pergi sama siapa tan?"

"Sama pacarnya. Siapa sih namanya? Minghao ya?"

Guanlin mengangguk. "Kamu kok gak pergi juga? Gak punya pacar kamu?"

"Hahaha gak punya tan"

"Ganteng ganteng gini kok gak punya pacar sih kamu lin. Tante gak pernah lihat tuh kamu bawa cewe atau cowo ke rumah. Cari pacar sana, biar nanti bisa double date sekalian jagain Renjun"

Guanlin hanya terkekeh dan melanjutkan makannya. "Atau kamu maunya pacarana sama Renjun?"

"Uhukk.." Guanlin terbatuk seketika mendengar ucapan bundanya Renjun barusan

"Nih minum dulu. Aduh sampe kaget gitu. Bercanda kok tante, tapi kalau kamu beneran mau ya gapapa" ucap Bundanya Renjun sembari memberikan satu gelas air minum dan langsung di teguk Guanlin

"Tante jangan ngagetin dong"

"Hahaha, tante kan cuma menyarankan. Lagian kalian berdua tuh gemes tau kalau barengan. Kalian kan udah kayak anjing sama kucing tuh berantem mulu, tapi aslinya mah saling care. Jadi kayaknya gemes kalau kalian pacaran"

Brakkkk

Kedua orang yang tengah terduduk di meja makan itu seketika terjingkat kaget ketika mendengar pintu ditutup dengan keras. Mereka berdua segera menoleh dan mendapati Renjun yang melewati mereka dengan terburu. Nampak jelas di wajah pemuda mungil itu jika dia sedang menahan kesal.

"Renjun!! Gak ada sopan santunnya ya, masuk rumah bukannya salam. Main nyelonong gitu aja!" teriak Bunda Renjun yang melihat anaknya itu melewatinya begitu saja

Renjun tidak bergeming. Ia langsung memasuki kamarnya dan lagi lagi menutup pintu dengan keras.

"Itu anaknya siapa sih gak ada sopan santunnya sama sekali?!" bunda Renjun hendak berdiri namun di tahan Guanlin

"Kayaknya dia lagi ada masalah, tan. Biarin aja dulu"

"Dasar anak muda. Paling juga masalahnya gak jauh dari asmara"

Guanlin terkekeh. Ia melanjutkan makannya hingga habis. Setelahnya ia kembali ke rumahnya. Guanlin menyebrangi balkon penghubung dari rumahnya ke rumah Renjun. Sebenranya ia bisa aja langsung naik ke atas menuju kamar Renjun, tapi Guanlin memilih melewati balkon rumahnya. Karena kalau dari rumah Renjun, takut dia ngeganggu bundanya Renjun.

Guanlin mengetuk beberapa kali jendela kamar Renjun. Lampu kamar Renjun tidak dia nyalahkan, dan Guanlin dapat mendengar jelas suara isakan dari dalam sana.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now