tiga puluh satu.

6.1K 725 179
                                    

"Yangg.. bangun udah hampir jam tujuh nih" Guanlin menggoyang pelan lengan Renjun yang masih tertidur di dekapannya

"Heuum?" Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menatap Guanlin

"Bangun, yang. Udah hampir jam tujuh, gue mau siap siap kerja"

Renjun menggeleng pelan kemudian kembali menduselkan kepalanya di dada Guanlin

"Gak mau. Jangan kerja hari ini"

Guanlin mengerutkan dahinya, menatap bingung kepada Renjun yang enggan ia tinggal. Tumben sekali, pikirnya.

"Tumbenan lo gak bolehin gue kerja?"

Renjun tidak menjawab, ia pun kembali melingkarkan kakinya di tubuh Guanlin bak sedang memeluk guling agar suaminya itu tidak pergi kemana-mana.

"Yang, bangun dulu yuk"

"Gak mau"

"Bangun dulu, Renn"

Renjun berdecak, kemudian semakin mengeratkan pelukannya.

"Hari ini jangan kerja. Titik."

Guanlin masih merasa bingung dengan Renjun, karena tumben sekali dia manja seperti ini.

"Jangan berangkat, ya?" pinta Renjun sembari menatap Guanlin dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Guanlin menghela nafas sebentar kemudian ia mengangguk. "Gue telfon Daehwi dulu, ya? Mau ngabarin kalau gue ijin hari ini"

Renjun mengangguk, Guanlin kemudian merenganggkan pelukannya dan mencari cari ponselnya di nakas samping ranjang. Guanlin lalu menelfon Daehwi untuk meminta asistennya itu menggantikan tugasnya hari ini.

"Gimana? Bisa kan kalau gak kerja hari ini?" tanya Renjun kembali setelah Guanlin selesai menelfon

"Bisa, Cuma gue tetap harus mantau dari rumah. Nanti gue ikut meeting, tapi via online"

Renjun mengangguk, kembali mengeratkan pelukannya. "Pokoknya gue mau sama lo terus hari ini"

Guanlin terkekeh dan mengusak rambut Renjun. "Ini yang lagi manja lo apa anak kita?"

"Dedek"

"Yakin, dedek? Papinya enggak nih?"

"Akhh! Kok lo nyubit gue sih?" ucap Guanlin ketika Renjun memberikannya satu cubitan di perut

"Udah deh diem aja!"

"Iya iya" Guanlin terdiam sejenak, mengotak atik ponselnya, "gak mau ngecek kakak? Nih udah bangun" lanjut Guanlin sembari menunjukan ponselnya yang sedang menampilkan keadaan kamar Ayden di layarnya

"Udah bangun?"

"Udah, nih. Dia kayaknya lagi mikir hari ini mau meeting dimana ya? Saham lagi naik gak ya? terus makan siang dimana ya?"

Plakk

"Ngawur!"

Guanlin terkekeh. "Ya udah ayok, ini keburu nangis nanti dia"

Renjun mengangguk kemudian ikut Guanlin bangun. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar Ayden yang berada tepat di sebelah kamar mereka.

"Pwiiii" panggil Ayden yang mendudukan dirinya sembari mengulurkan kedua tangannya melihat Renjun dan Guanlin masuk

"Papi doang nih yang di panggil? Papa enggak?" protes Guanlin

"No, papwa jeyek"

"Kamu ini, ngatain Papa mulu. Kalau Papa jelek kamu juga jelek loh. Kan kamu anaknya Papa"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang