Delapan puluh enam.

4.2K 499 14
                                    

Guanlin sedikit merenggangkan tubuhnya yang terasa mulai kebas karena terhitung 6 jam ia hanya duduk di hadapan komputer yang berada di meja kerjanya. Hari ini banyak sekali pekerjaan dan meeting secara online yang menumpuk akibat ia kemarin mengambil libur dua hari karena Ayden dan Mingrui sakit bersamaan.

"Pak Boss, hp-nya mati ya?" tanya Daehwi memasuki ruangan Guanlin dengan membawa beberapa makanan yang baru saja ia ambil di lobby.

Guanlin menoleh, kemudian mencari ponselnya. "Hp gue mana ya?"

"Lah? terakhir taruh mana?"

"Kalau gue tau gue gak bakal tanya lo, Dae"

Daehwi terkekeh, merapikan beberapa makanan di meja yang berada di sudut ruangan Guanlin. "Itu makanan siapa?" tanyanya

"Dari suami pak Bos"

"Mampus! lo pasti ngadu ya kalau gue belum makan?" tanya Guanlin panik yang baru sadar ia melewatkan makan siangnya dan membuat Daehwi terkekeh.

"Diatas pak bos masih ada kak Renjun yang saya takutin" saut Daehwi. "Nah, dimakan dong pak bos. Saya harus ngasih laporan nih ke suami pak bos kalau pak bos udah makan"

Guanlin menghela, ia masih sibuk mencari ponselnya hingga ia menemukannya di dalam laci dan kondisi mati. "Dae, tolong chargerin hp gue dulu dong. Gue gak bawa charger, sama pinjem hp lo buat telfon Renjun"

"Siap!" Daehwi langsung menelfon Renjun dan memberikan ponselnya pada Guanlin sekalian ia mengisi daya ponsel Guanlin.

"Halo? iya Dae? Alin udah makan siang? kalau belum, ancam aja nanti gak gue bukain pintu! Sama vitaminnya jangan lupa di minum. Dia udah minum air putih berapa botol? tanyain Dae"

"Ini mau makan sayanggggg" jawab Guanlin sembari terkekeh

"ALIN?!"

"Hahaha iya ini gue. Hp gue mati ternyata"

Renjun berdecak. "Belum makan kan? Kan udah dibilangin jangan sampai telat makan! Lu mah ah, bikin gue khawatir aja"

"Ciye khawatirrr" goda Guanlin kembali terkekeh.

"Gue tuh khawatir Alin.. jangan bikin gue khawatir terus dong. Lo tuh kan pernah sakit gara gara lupa makan sampai masuk rumah sakit. Tolong banget kesehatan lo di jaga"

"Iya iya sayang. Ini gue makan kok"

"Papaaaaa, Papinaaa nanisss tauuu" teriak Ayden yang dapat didengar oleh Guanlin.

"Yang? Lo nangis?" Tanya Guanlin

"Hah? Enggak"

"Boong! Papi no gud! Papi boong Papa, halus di hukum" saut Ayden lagi.

Guanlin menekan tombol panggilan video namun ditolak Renjun. "Terima yang. Gue mau liat"

"Apa sih?! Enggak!!"

Guanlin menghela. "Maaf ya bikin lo khawatir. Tapi ini beneran gue makan kok yang"

"Marahin aja si pak boss kak. Itu dari tadi jam 12 udah aku ingetin istirahat tapi cuma iya iya aja gak keluar keluar dari ruang kerjanya" saut Daehwi kemudian mendapat tatapan tajam dari Guanlin.

"Lo jangan kompor Dae. Makin nangis nih nanti laki gue"

Daehwi terkekeh. "Tenang kak Ren. Sekarang pak boss udah makan kok, nih lahap banget. Buah vitamin juga udah siap tinggal dimakan"

"Papina lagi nangis. Papa ini nakal bikin Papinya akak nangis aja!" Saut Ayden

"Laki gue bucin banget ya Dae ternyata ke gue. Gini doang aja sampe nangis" bisik Guanlin.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now