Tujuh puluh empat.

4.3K 541 15
                                    

Guanlin dan Ayden kini tengah berada di ruang keluarga dengan Ayden yang tengah memakan sate tahu yang Renjun buat tadi sebelum ia pergi meninggalkan anak dan suaminya itu berdua di rumah.

Guanlin menyalakan televisi di depannya dan menayangkan kartun anak anak kegemaran Ayden. Beberapa kali Ayden tertawa melihatnya, membuat Guanlin juga ikut tertawa.

"Pwapa cate lagi dong" pinta Ayden sembari mengulurkan tangannya pada Guanlin dan Guanlin pun memberikannya satu tusuk sate.

"Mmmmm enakkk!"

"Masakan Papi kan selalu enak" saut Guanlin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masakan Papi kan selalu enak" saut Guanlin

"Iya, ndak kayak macakan Papa"

"Ngasal banget. Kamu dulu waktu di perut Papi aja minta masakin Papa mulu"

Ayden menoleh. "Emang iya?"

"Iya lah. Masa Papa bohong"

Ayden terkekeh, menyerahkan tusukan sate yang sudah kosong pada Guanlin.

"Papa, mam esklim yuk. Kan ndak ada Papi"

Guanlin menoleh cepat, "gak mau ah. Nanti Papa yang diambekin Papi kalau ngijinin kamu makan es krim"

Ayden menghela, "diem diem aja Papa"

Guanlin mengerutkan keningnya, "diem diem itu bohong gak kak?"

Ayden berfikir sejenak sembari memanyunkan bibirnya.

"Ndak tau. Ndak kayaknya"

Guanlin terkekeh dan menyentil pelan kening Ayden.

"Bohong itu namanya. Papa gak mau ah, Papa kamu ajak bohongin Papi mulu"

Ayden mencebik. "Ya udah, nanti akak bilang Papi kalau kemalin Papa ketemu cama onti cantik"

Guanlin memelototkan matanya. Ia ingat kemarin waktu menjemput Ayden dari sekolah dan mampir ke minimarket, ia tidak sengaja bertemu dengan teman lamanya dan mengobrol sejenak. Guanlin lupa jika anak sulungnya ini sama seperti suaminya, cemburuan.

"Tapi kan Papa kemarin gak ngapa ngapain"

Ayden mengacungkan telunjuk mungilnya dan menggeleng. "No, Papa bilang bakal ketemu onti lagi"

Guanlin menepuk keningnya. "Gak gitu. Duh, ini masalah orang dewasa kak, kamu masih kecil"

Ayden melipat kedua tangannya di dada dan menatap tajam Guanlin seolah mengintimidasi. Guanlin menghela, "oke oke ayo makan ice cream" ucapnya yang kemudian membuat Ayden kegirangan.

Keduanya lantas berjalan menuju dapur dan mencari ice cream di lemari pendingin namun mereka tidak menemukannya.

"Yahhh kak, kayaknya ice creamnya habis deh"

"Ishhh! Beliii Papa"

Guanlin berfikir sejenak, ini hampir jam 11 siang dan matahari lagi terik teriknya.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang