tiga puluh lima.

5.7K 676 96
                                    

"Aiyooo.. ciangg.." sapa Ayden dengan tangan yang ia lambaikan dan senyum yang merekah di wajahnya kepada setiap pegawai dari Papanya yang ia temui

Ayden dan Renjun kini tengah berada di kantor Guanlin. Ini ide dari Renjun yang tiba tiba merindukan suaminya itu.

Dari pintu Lobby Ayden sudah menyapa satu persatu pegawai Papanya itu hingga membuat beberapa orang terkekeh dan merasa Gemas ingin menyubit pipi Ayden.

"Pelan pelan sayang, jangan lari" tegur Renjun ketika Ayden hendak berlari

"Pwii, papwa nana?"

"Papa masih di atas"

"Ni wat pa ya?" (Ini buat papa ya?) tanya Ayden sembari menunjuk makanan yang di bawa Renjun

"Iya buat Papa"

"Aiyooo, ni akak, ni dedek, ciyangg o-om" sapa Ayden lagi ketika melihat beberapa pegawai mendekat

"Hallo, Ayden" sapa balik mereka membuat Ayden senang

"Siang, Pak" sapa pegawai juga kepada Renjun

"Siang"

"O-om aehwiiii!!" teriak Ayden berlari melepas pegangan Renjun ketika melihat Daehwi

"Loh? Ayden?"

Renjun buru buru berlari menghampiri Ayden. "Kak, jangan lari gitu lagi!" tegurnya

"Loh? Kak? Nyariin pak bos ya?" tanya Daehwi yang kemudian di angguki Renjun

"Tapi pak Bos lagi di luar"

Renjun mengerutkan keningnya. "Kemana? Lama nggak?"

"Kurang tau sih. Tadi habis meeting langsung keluar"

Renjun kemudian mengangguk. Salahnya juga sih tidak menghubungi Guanlin tadi. Niatnya sih mau ngasih surprise.

"Kak Ren mau nunggin di ruangannya pak bos aja?"

"Eumm boleh deh. Daripada pulang lagi"

"Ayden boleh aku ajak ke kantin gak kak? Pasti banyak karyawan yang kesenengan"

"Boleh" Renjun menunduk kepada Ayden yang sudah menggandeng tanga Daehwi sedaritadi. "Kakak mau ikut om Daehwi?"

"Mawuuuu"

Renjun terkekeh dan mengusak kepala Ayden. "Tolong jangan kasih permen atau yang banyak gulanya ya. Sama jangan biarin karyawan cubit cubit pipinya. Salaman aja gapapa, tapi engga pegang yang lain"

"Siap kak! Yuk den, ikut om yuk"

"Dadahhhhh pwapwiiii" ucap Ayden kegirangan sembari melambaikan tangannya

"Lah malah kesenengan"

Setelahnya, Renjun memutuskan menghubungi Guanlin dan menunggu di ruangan Guanlin. Ia mendudukan dirinya di sofa ruangan tersebut dan mengeluarkan isi totebag yang ia bawa.

Karena bosan menunggu, dan pesan maupun telfonnya tidak kunjung di jawab oleh Guanlin, Renjun memutuskan menyalakan televisi di ruangan tersebut. Renjun mencari remot dari televisi tersebut, biasanya di letakan di meja depan sofa, tapi kali ini tidak ada.

Renjun akhirnya mencari satu persatu di laci ruangan Guanlin. Hingga di laci meja Guanlin. Ia mendudukan dirinya di kursi Guanlin, mengelus pelan perutnya. Agak engap karena daritadi dia mondar mandir.

"Ha? Ini apa?" tanyanya ketika melihat beberapa lembar nota dan juga sebuah ponsel

"Ini hp nya siapa deh?"

Renjun mencoba menyalahkan ponsel terserbut. "Anjir! Bisa bisanya Guanlin punya hape lain!"

"Ini apa lagi? Guanlin beli apa aja sih?! Tumben gak ngomong gue" kesal Renjun

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now