tiga puluh.

6.2K 669 101
                                    

"Heungg... pwiiiii.. hwaaa... pwapwiii"

Renjun yang sedang bersantai di ruang keluarga dengan beberapa snack di pangkuannya serta mata yang terfokus di layar kaca di depannya pun sontak menoleh mendengar tangisan Ayden.

"Kak? Kenapa?" tanya Renjun ketika Ayden sudah berada di depannya dan langsung menyandarkan kepalanya di paha Renjun

"Papwa akal" (Papa nakal) jawab Ayden yang semakin menenggelamkan wajahnya di paha Renjun

Renjun mengerutkan keningnya, perasaan tadi Ayden dan Guanlin baik baik saja main di belakang rumah.

"Papa kenapa?"

"Yamnya akak. Bana ican! Auk, akak ndak cuka" (Kolam kakak banyak ikan! Bau, kakak gak suka) Ayden mengusap ingus di hidungnya. "Hiks! Pwaa akal pwi"

Renjun menghela nafas pelan. "Ikan apa kak? Papa beli ikan?"

"Ndaa auu, anyak ican. Jeyekkk" (Gak tau, banyak ikan. Jelek)

"Kolam apa sih kak? Kolam yang biasa kakak pakai berendam?" tanya Renjun yang di angguki Ayden.

Yang di maksud Ayden adalah kolam mini portable yang biasa ia pakai jika ingin bermain air di taman belakang rumah mereka.

Yang di maksud Ayden adalah kolam mini portable yang biasa ia pakai jika ingin bermain air di taman belakang rumah mereka

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Ya udah ayo ke Papa. Udah jangan nangis"

Ayden kembali mengangguk dan mengikuti Renjun berjalan ke belakang dengan tangannya yang di gandeng Renjun.

"Papa?"

Guanlin yang tengah fokus dengan kolam mini di depannya seketika menoleh. "Kenapa pi?" tanyanya santai

"Anak lo nangis. Lo apain?"

Guanlin menatap Ayden, bocah mungil itu terlihat beberapa kali mengusap mata dan hidungnya dengan bibir yang merengut.

Guanlin terkekeh. "Cuma gue pinjem kolamnya"

"Buat apa? Kata Kakak, lo isi kolamnya pakai ikan?"

Guanlin mengangguk. "Iya, ini gue pake buat ternak ikan"

Renjun mengajak Ayden mendekat kepada Guanlin. "Ikan ap-" belum selesai Renjun berbicara, matanya sudah membulat menatap tak percaya dengan apa yang di depannya. "LIN?! LO NGAPAIN MASUKIN IKAN LELE SEGINI BANYAK DI KOLAMNYA KAKAK?!"

Iya, benar! Guanlin memasukan sekitar dua puluh ekor ikan lele di dalam kolam mini itu. Pantas saja Ayden menangis di buatnya.

Guanlin kembali terkekeh dan berdiri, ia kemudian menarik satu tangan Renjun untuk di genggamnya. "Yang, ini ya gue lagi pingin ternak lele di belakang rumah. Karena gak ada tempatnya, ya udah gue pinjem kolamnya kakak"

Renjun mencoba mengatur nafasnya, mengontrol emosinya dan kembali menatap Guanlin. "Ya tapi kenapa lo tiba tiba ternak lele, Guanlin? Udah bangkrut perusahaan lo? Atau gimana?"

Kisah Papa Papi - GuanrenUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum