Delapan puluh satu.

4K 511 31
                                    

"Kakak? Mau mandi dulu gak? Udah setengah satu, udah waktunya kakak sama dedek bobo"

Ayden yang tengah bermain dengan mobil-mobilan yang Papanya beli beberapa hari lalu sontak menoleh.

"Ndak mau bobo Pi. Akak ndak ngantuk kok"

"Loh? Kok gak mau? Ini dedek aja udah mulai ngantuk loh kak"

"Akak ndak ngantuk Papiiiiii. Papi aja sama dedek yang bobo"

"Loh? Tapi jamnya bobo kak. Kalau kakak gak bobo nanti gak cepet gede"

Ayden masih menggeleng, ia membelakangi Renjun dan melanjutkan mainnya.

"Papi telfonin Papa ya?" Ancam Renjun namun masih enggan di dengar Ayden. "Oke, Papi telfonin Papa biar kakak dimarahin Papa"

Renjun mengambil ponselnya dan mulai menelfon Guanlin.

"Halo? Iya yang, gue udah makan, udah minum vitamin, ini juga udah minum air putih sebotol"

Renjun berdecak, "gue gak tanya itu"

"Terus apa?"

"Nih, anaknya gak mau bobo siang nih" lanjut Renjun mengarahkan ponselnya pada Ayden.

Ayden yang takut sedikit melirik. "Kakak kenapa gak mau bobo siang?"

"Kakak ndak ngantuk"

"Tapi kan udah jam bobo siang?"

Ayden mendengus pelan dan memanyunkan bibirnya, "tapi akak ndak ngantuk Papa. Akak mau main aja"

"Kakak" panggil Guanlin membuat Ayden semakin memanyunkan bibirnya.

"Kakak kalau nggak mau bobo, Papa sita ya mainannya yang kemarin beli? Papa kasih ke orang lain, mau?" Ancam Guanlin

"Ihhh! Nooo Papaaa!"

"Makanya, bobo ya sama Papi?"

Ayden menghela pelan, "iya iya bobo" ucapnya kemudian membereskan mainannya.

Renjun kembali memposisikan ponselnya menghadap dirinya. "Papa lagi dimana?" Tanyanya

"Lagi dijalan, mau cek proyek dulu yang. Udah makan kan?"

"Udah kok"

"Ya udah, gue matiin dulu ya? Ini udah mau sampai"

"Iya, semangat kerja ya"

Guanlin terkekeh kemudian mengangguk sebelum mematikan panggilan mereka.

"Ayo kak, mau mandi dulu gak?"

Ayden menggeleng, namun ia berjalan mendahului Renjun menuju kamar mereka. "Yah, di ambekin gue" ucapnya kemudian terkekeh.

Setengah 2 siang Mingrui terbangun dan langsung naik ke atas tubuh Renjun, ia menangis sembari menarik narik bajunya. Renjun pun terbangun dan membuka matanya, ia merasa suhu dikamarnya sangat panas.

Renjun menoleh pada AC yang menempel di sudut dinding kamarnya. "Listriknya mati apa ya?" Gumamnya. Renjun kemudian menggendong Mingrui turun memeriksa saklar listrik dan ternyata memang sedang ada pemadaman listrik.

Renjun kembali naik, ia membuka pintu balkon kamarnya agar ada sedikit angin yang masuk. Sebenarnya ia memiliki gengset di rumah, namun hanya Guanlin yang mengerti cara menyalakannya.

Ayden yang baru tertidur pun terusik, ia memang tidak betah dengan panas dan akhirnya terbangun.

"Papi, panas" gerutu Ayden

Renjun mengambil kipas portable dan meletakkannya disamping Ayden. "Sabar ya kak. Listriknya lagi padam"

"Hnngggg" Ayden dan Mingrui mulai rewel membuat Renjun sedikit kewalahan.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now