delapan belas.

9.7K 850 161
                                    

"Mama?" ucap Renjun ketika ia membuka pintu rumahnya dan ternyata yang sedaritadi membunyikan bel rumah adalah Mama mertuanya

"Masuk ma"

Renjun mempersilahkan Mama mertuanya itu untuk masuk. Mereka berdua segera berjalan menuju ruang tengah ataupun bisa disebut ruang keluarga itu.

"Ayden mana?"

"Itu, lagi main sama bibi Jum" jawab Renjun sembari menunjuk Ayden yang sedang bermain puzzle dengan bibi Jum

"Aydennnnn"

Yang di panggil menoleh dan segera berlari menuju Grandma nya itu. "Maaaa"

"Kangen ya sama Grandma?"

Ayden tidak menjawab namun terkikik karena Grandma-nya itu menciumi pipi gembilnya

"Aduh cucu kesayangan grandma udah besar ya? Bentar lagi jadi kakak nih"

"Kakkk" ucap Ayden sembari menunjuk nunjuk dirinya sendiri

"Iya, kakak ya?"

Renjun terkekeh, kemudian mendudukan dirinya di sofa.

"Mama mau minum apa ma?" tanya Renjun

"Gak perlu repot repot, Ren. Mama kesini cuma sebentar. Mama boleh gak bawa Ayden jalan jalan? Mama mau ada arisan, Mama mau ngenalin Ayden ke teman teman Mama"

Renjun mencoba berfikir sejenak, "Apa gak repot ma bawa Ayden ke Arisan? Ayden lagi aktif aktifnya, takut mama kewalahan"

Mama Guanlin menggeleng. "Dulu Guanlin juga Mama bawa kesana kemari. Tenang aja, Ren. Mama gak kewalahan kok. Malahan Mama seneng kalau di temenin cucu Mama"

Renjun terdiam sejenak, mencoba mempertimbangkan tawaran Mama mertuanya itu.

"Boleh, Ma. Tapi kalau semisal Ayden rewel, Mama langsung telfon Renjun aja ya. Biar Renjun jemput"

Mama Guanlin tersenyum, "Tenang, Mama yakin Ayden gak rewel kok. Cucu Mama ini kan anak baik"

"Ya udah Renjun siapin keperluan Ayden dulu ya Ma. Sekalian susunya"

"Iya"

Renjun segera mempersiapkan segala keperluan Ayden di diapers bag milik bocah mungil itu. Ia juga tidak lupa membuatkan susu dan menggantikan Ayden baju.

Setelah siap semua, Mama Guanlin segera membawa Ayden pergi. Ayden tidak menangis atau memberontak, bocah mungil itu malah tersenyum dengan cerahnya sembari melambaikan tangannya pada Papinya, tau dia jika bersama Grandma-nya, maka semua yang dia inginkan pasti terkabul. Biasalah, cucu pertama.

Setelah berada lumayan jauh dari rumah Anak dan menantunya itu, Mama Guanlin mengeluarkan ponselnya. Ia kemudian menghubungi Guanlin.

"Hallo, lin?"

"Iya, ma? Udah?"

"Udah. Ini mama lagi sama Ayden"

"Di bolehin sama Renjun?"

"Ya jelas di bolehin dong"

"Oke, ma. Kalau gitu Guanlin pulang sekarang"

"Iya, Mama tutup ya telfonnya? Ayden Mama pulangin besok aja. Atau besoknya lagi juga boleh. Pokok kamu fokus aja ke Renjun, buat menantu Mama yang paling cantik itu bahagia"

Guanlin terkekeh, "Oke siap, Ma"

Pipp sambungan telfon terputus. Mama Guanlin terkekeh sejenak kemudian menoleh pada Ayden.

"Papa kamu ada ada aja idenya"

Sekitar pukul sebelas siang, Guanlin sudah kembali pulang ke rumah. Renjun yang tengah melipat pakaian Ayden yang telah selesai di cuci itu seketika terjingkat kaget ketika dengan tiba tiba ada tangan yang melingkar di pinggangnya.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang