Sembilan puluh satu.

3.8K 442 61
                                    

Sudah hampir dua minggu lamanya keluarga Guanlin berada di Bali. Selama itu juga Guanlin 24 jam siap siaga untuk keluarganya.

"Papaaa, mau kemana kita hali ini?" Tanya Ayden kepada Guanlin karena setiap harinya Guanlin akan mengajak mereka untuk jalan jalan entah ke pantai, taman bermain atau Mall.

"Kakak mau kemana?"

Ayden berfikir sejenak. "Cebental ya pak Ayinn" ucapnya membuat Guanlin terkekeh. Ayden akhir akhir ini meniru beberapa karyawannya yang kadang setiap hari mampir ke Villa untuk mengantar pekerjaannya.

Ayden kembali dengan berlari membawa maianannya. "Papa, kakak mau ketemu kuda. Mau naik kuda ada ndak?"

"Naik kuda?" Guanlin kembali berfikir dimana ia bisa mencari kuda. "Bentar ya kak, Papa tanya temen Papa dulu"

Ayden mengangguk senang, ia kembali masuk ke kamar "dedekkkk kita naik kudaaaaa telbangggg" teriaknya yang dapat di dengar Guanlin.

Guanlin menghubungi salah satu temannya di Bali yang memiliki bisnis travel, ia menanyakan apakah ada tempat yang bisa ia kunjungi untuk mewujudkan keinginan putra sulungnya itu. Setelah mengobrol sedikit lama, Guanlin mendapatkan rekomendasi tempat wisata yang lokasinya berjarak 1 jam dari Villanya.

Ayden sudah lebih dulu berlari keluar Villa dan menunggu Guanlin, Renjun dan Mingrui di belakang mobil mereka yang terparkir.

"Papaaa, Papiii ayo cepatttt" teriak Ayden tak sabaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papaaa, Papiii ayo cepatttt" teriak Ayden tak sabaran.

Renjun menggeleng pelan sembari terkekeh. "Tuh liat anak siapa tuh, kalau minta apa apa harus sat set cepet keturutan"

Guanlin terkekeh, "ya anak kita lah. Tapi banyakan gen lo sih" saut Guanlin.

Mereka kemudian melajukan mobil mereka menuju tempat yang mereka ingin tuju. Selang satu jam akhirnya mereka sampai dengan Ayden yang sudah rewel karena ingin cepat naik kuda dan Mingrui yang tertidur bahkan setelah balita berusia satu tahun itu dinaikkan ke atas carseat.

"Ayooo Papaaa, kakak cudah tidak caballll"

"Bentar kak. Ini dedek masih bobo"

Ayden kembali mendekat kemudian ia menarik cepata lengan Mingrui. "Dedekkkk bangunnnn" ucapnya membuat Mingrui terbangun kaget dan menangis keras.

"Astagaa.. gak gitu kak cara bangunin dedeknya" tegur Renjun. Ia buru buru menggendong Mingrui dan mengusap pelan punggung Mingrui.

"Maap Papiii.."

Guanlin terkekeh, mengacak pelan rambut Ayden. "Pakai dulu topinya kak" ucapnya mengulurkan topi milik Ayden.

"Cudah. Ayooo Papa" Ayden mengusap kaki adiknya yang berada di gendongan Renjun. "Dedekkk, ayo liat kudaaa" ajaknya membuat Mingrui tertarik dan menghentikan tangisnya.

"Gak usah bawa stroller deh yang. Gue gendong aja sini dedek" lanjut Guanlin mengambil alih Mingrui dari gendongan Renjun.

"Wahhhhhh Papaaaa ada dinoculussss"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang