tiga puluh dua. (kilas balik)

5.5K 652 75
                                    

"Alin pulang" ucap Guanlin lemah sesaat memasuki rumah

"Loh? Lin? kamu kenapa pulang kesini lagi? Renjun masih gak mau ketemu?" tanya Mama Guanlin yang sedang menonton televisi dan kebetulan Guanlin masuk.

Guanlin mengangguk pelan, berjalan mendekat kepada Mamanya ia kemudian merebahkan tubuhnya di sofa dengan berbantalkan paha Mamanya. Mama Guanlin terkekeh kemudian mengusap pelan rambut Guanlin.

"Kamu nih udah mau punya bayi tapi masih manja aja kayak bayi. Capek ya?" ucap Mama dan di angguki pelan Guanlin dengan mata terpejam

"Alin kangen Renjun, Ma. Udah hampir seminggu kami gak ketemu"

"Sabar ya nak. Mungkin bawaan bayi"

"Anak Alin belum lahir aja udah kayak benci banget sama Alin, Ma. Gimana kalau udah lahir ya?"

"Hust! Kamu gak boleh ngomong gitu. Kamu sabar aja"

"Tadi Mama ketemu Renjun?"

Mama Guanlin mengangguk. "Tadi dia kesini pas kamu baru berangkat kerja, ngerapihin kamar kamu. Terus tadi nyiapin makanan juga buat kamu makan malam. Kamu belum makan kan? Makan dulu ya?"

"Nanti aja deh Ma. Alin masih belum laper"

"Kamu kalau gak mau makan, Mama telfon Renjun nih. Mama bakal bilang kamu gak mau makan masakan Renjun, biar Renjun makin lama gak mau ketemu kamu"

Guanlin buru buru menegakan tubuhnya. "Mama jangan gitu dong"

"Ya makanya, makan ya?"

Guanlin mengangguk. "Alin mau mandi dulu"

"Hm, Mama panasin dulu makanannya"

Guanlin naik ke kamarnya, ia menyalahkan lampu kamarnya. Merebahkan dirinya sejenak, kemudian mengirim beberapa pesan untuk Renjun meskipun ia tau jika pesan itu tidak akan berbalas.

Entah memang bawaan dari anak mereka atau bagaimana, tapi yang jelas Renjun sudah hampir seminggu meminta untuk menginap di rumah orang tuanya dan enggan bertemu Guanlin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah memang bawaan dari anak mereka atau bagaimana, tapi yang jelas Renjun sudah hampir seminggu meminta untuk menginap di rumah orang tuanya dan enggan bertemu Guanlin.

Guanlin menghela nafas sejenak, ia kemudian membuka jendela kamarnya. Guanlin melonggarkan dasinya, menyandarkan kedua tangannya di jendela sembari mengawasi kamar Renjun yang dalam keadaan lampu kamar di matikan.

Tidak lama, hanya sekitar sepuluh menit Guanlin memandang sendu jendela kamar yang dulu selalu ia sambangi setiap malam itu. Ia kemudian kembali menutup jendela dan memilih segera mandi sebelum Mamanya mengamuk.

Sedangkan di sebrang sana, dari kamar yang gelap, Renjun memandangi dari balik Jendela bagaimana suaminya memandangi jendela kamarnya. Helaan nafas pelan terdengar, matanya sudah berkaca kaca. Renjun bohong jika tidak merindukan Guanlin, tapi setiap kali ia ingin menemui Guanlin, entah kenapa ia merasa kesal hingga ingin menonjok wajah Guanlin.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now