Bonus chapter 3.

3.1K 389 15
                                    

Guanlin hari ini pulang dari perjalanan bisnisnya selama hampir satu minggu itu. Sesampainya di Jakarta, ia langsung pergi menjemput Ayden di sekolahnya menggunakan mobil kantor yang menjemputnya karena anak sulungnya itu sudah waktunya pulang.

"Loh Bapak Guanlin sudah pulang?" Ucap Ayden pertama kali yang melihat Guanlin menjemputnya di lobby sekolahnya.

Guanlin terkekeh. "Ada aja celetukannya padahal baru ketemu Papanya" saut Guanlin.

"Aduh aduh, berat ini. Aduh tolongin dong Papa jangan diam saja" lanjut Ayden sembari memberikan tasnya pada Guanlin.

"Emang isinya apa sih kok berat?"

"Jangan bilang Papi ya? Kakak bawa mainan banyak"

"Astagaa kak. Mau sekolah apa mau main sih?!" Guanlin kemudian menoleh ke belakang. "Jisung sama Chenle mana? Kok tumben gak kelihatan?"

"Chenle kan lagi berlibur bersama keluarganya, kalau Ji masih di dalam kelas"

"Kok gak keluar bareng?"

"Males, Ji kelamaan nulis jadi kakak tinggal"

Guanlin pun seketika terkekeh, "ya udah ayo pulang. Sebelum nanti ada pacar kamu nyamperin Papa lagi"

"Ih! Teman, di bilang teman. Kan Papa yang bilang tidak boleh Pacar Pacar, itu tidak baik! Gimana sih Pak tua ini? Lupa ya?"

"Astaga bapak lo masih seganteng ini di kata pak tua"

Ayden ikut terkekeh kemudian Guanlin menggandengnya menuju mobil. "Papa kok sudah pulang? Kata Papi masih dua hari lagi pulangnya?"

"Iya, tapi selesai lebih cepat. Papa juga udah kangen sama Papi"

"Kok Papi aja?! Kakak enggak? Dedek enggak?! Jahat sekali deh"

"Makanya kamu kalau Papa lagi videocall itu di angkat, tiap Papa videocall gak mau di lihatin wajahnya kenapa sih? Papa kan juga kangen sama anak Papa yang tengil ini" Guanlin kemudian membuka pintu mobilnya dan membantu Ayden untuk masuk serta memakaikan seatbeltnya.

"Gimana kak selama Papa tinggal? Di rumah aman? Gak berantem sama Adeknya? Atau sama Papi?"

"Enggak lah. Kalau di rumah yang ngajak berantem kakak kan cuma Papa" jawab Ayden membuat Guanlin terbahak.

"Bisaan aja bocil jawabnya"

"Papa, kemarin Papi sakit. Kakak bantu rawat Papi sampai Papi sembuh"

"Sakit? Kapan?"

"Kemarin terus kemarinnya lagi, 2 hari bobok di rumah sakit. Tapi Kakak sama Adek bobok di rumah di temani Grandma"

Guanlin mengerutkan keningnya, seingatnya Renjun tidak mengatakan apa-apa. Namun memang kemarin sempat ia susah menghubungi suaminya itu dengan alasan anak anak rewel atau lagi gak pegang hp.

"Kok Papa gak tau ya kak?"

"Loh Papa ndak tau? Waduh gawat, Kakak bisa di marahin sama Papi ini karena bilang bilang Papa hemmmmmm" ucap Ayden menepuk keningnya.

Guanlin terkekeh mengusak kepala Ayden. "Gapapa, kalau ada apa apa di rumah selama Papa pergi kamu kasih tau Papa ya Kak? Kamu yang bertugas gantiin Papa jagain Papi sama Adek kalau Papa pergi kerja"

"Siapp! Tapi kinderjoy satu box dulu" jawab Ayden membuat Guanlin kembali terkekeh.

Guanlin dan Ayden sampai di rumah tepat saat jam makan siang. "Papaaaaaa" panggil Rui berlari langsung memeluk Guanlin. Guanlin membalas pelukan Mingrui kemudian menggendongnya masuk.

"Kakak kok udah makan coklat aja?" Tanya Renjun saat melihat Ayden masuk dengan memakan coklat.

"Papa yang beliin" jawabnya.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now