enam puluh lima.

3.9K 571 50
                                    

Hari ini tepat empat bulan usia anak kedua dari Guanlin dan Renjun. Rencananya hari ini mereka akan pergi ke dokter untuk melakukan imunisasi.

"Udah semua yang?" Tanya Guanlin

"Udah, Pa. Tolong angkut ke mobil ya"

Guanlin mengangguk, ia memindahkan beberapa barang seperti stroller dan tas bayi ke mobil.

"Tuma dedek kan Pwi yang di cuntik? Akak ndak kak?" Tanya Ayden panik, bahkan balita itu seperti sudah ingin menangis.

"Iya kak, cuma adek aja. Kakak kan udah"

"Hiks.. acian dedek"

"Lah? Kenapa nih bocil nangis?" Tanya Guanlin yang mendapati Ayden mengusap air matanya

"Kasian sama adeknya soalnya mau di suntik"

"Lah hahahaha" Guanlin terbahak, membuat tangis Ayden makin pecah. "Kamu mau gantiin dedek kak?" Tanya Guanlin lagi membuat Ayden sontak terdiam dan menggeleng kuat.

"Pwapa aja!! Janan akak atau dedek! Pwapa kan dah becal, kuat!"

Guanlin mengerutkan keningnya, "dih? Emang gitu kak? Kamu masih kecil ya?"

"Iya, akak macih cegini nih" ucap Ayden sembari mengangkat tangan kanannya dan menyatukan ujung jari telunjuk dan jempolnya.

"Ih kecil banget itu, kalau segitu berarti belum boleh makan ice cream dong?"

Ayden buru buru kembali menggeleng. "Ih! Ndak! Boyeh ya!!! Akak dah gede boleh mam ecklim!"

"Loh? Katanya masih kecil? Yang bener yang mana?"

Renjun terkekeh, setiap harinya pasti akan ada hal random yang membuat suami dan anaknya itu berdebat.

"Endakkk!!! Kakak dah becal, tapi macih kecil"

"Ya yang bener mana kak?"

"Kecil!"

"Gak boleh makan es krim ya?"

"Becal!!"

"Loh?"

"Ishh!! Pokokna becal tapi kecil!"

Guanlin terbahak, ia menyamakan tingginya dengan Ayden dan menangkup kedua pipi Ayden kemudian menggerakan ke kanan kiri. "Akkhhh!! Pwapa!! Nooo!!"

"Hahahaha!! Gemes banget sih kak?!?"

"Akhhh!! Pwapiii olonggg!!!"

Renjun menggeleng dan sedikit terkekeh. "Udah Pa udah, ayo berangkat keburu siang"

Guanlin melepaskan tangannya dari pipi Ayden. "Jangan gemes gemes kamu kayak Papi kak, nanti Papa makan"

"Ishh!! Pwapa jeyekkk!!" Ucap Ayden sembari mengusap pipinya. Ia kemudian kembali menoleh pada Guanlin. "Pwapaaa!!"

Guanlin yang sudah jalan pun berbalik. "Kenapa lagi? Mau ngatain Papa lagi?"

"Gendongggg"

Guanlin berdecak kemudian terkekeh. "Aduhhh anak Papi banget nih suka minta di gendong" ucapnya yang kemudian membawa Ayden naik ke gendongannya.

"Udah semua kan yang? Gue kunci ya pintunya? Lo masuk mobil aja dulu sama dedek"

Renjun mengangguk, ia berjalan keluar dan masuk ke mobil sembari menunggu Guanlin dan Ayden menyusulnya.

"Pwapaaa..." Panggil Ayden saat Guanlin sudah mendudukannya di carseat.

"Kenapa?"

"Pwapaa, akak pelutnya cakit, mawu pupup"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang