empat puluh dua.

5.9K 685 99
                                    

Sudah sekitar tiga hari ini keluarga kecil Guanlin pindah sementara ke rumah orang tua Renjun. Hari perkiraan lahir anak kedua mereka masih sekitar dua minggu lagi jika tidak ada kendala, maka dari itu Guanlin memutuskan untuk pindah sementara ke rumah orang tua mereka untuk mencegah jika hal buruk terjadi.

"Pwaa!!"

"Pwapaaa!!"

"Pssttt pssttt Ayiiinn!!"

Guanlin yang sedang nyenyak dalam tidurnya itu sontak melenguh dan membuka matanya perlahan mencari sumber suara yang mengusik tidurnya.

"Lah? Kak? Ngapain kamu disitu?" tanya Guanlin kepada Ayden yang tengah berdiri di luar jendela kamar Renjun dimana dia dulu sering nongkrong disana

"Diculu enma anunn" (Di suruh Grandma bangun) jawab Ayden yang masih kesusahan menyembulkan kepalanya di jendela karena tingginya yang baru beberapa puluh centi itu.

Guanlin mendudukan dirinya dan mendekat kepada Ayden, hingga Ia dapat melihat Mamanya berdiri tidak jauh dari Ayden.

"Bangun dong nak. Udah siang begini, malu ih lagi di rumah mertua juga" ucap Mama Guanlin yang kemudian mendekat kepada Ayden sembari membawa semangkok makanan

"Udah biasa kali, Ma. Kalian kok udah pakaian rapi aja sih jam segini? Mau kemana?" tanya Guanlin melihat Mamanya dan anak sulungnya sudah berpakaian rapi itu

"Mawu ke obinn"

"Obin apaan?"

"Kebun binatang, Lin. mau ngajak Ayden ke ragunan" jelas Mama Guanlin

"Siapa aja? Kok Alin gak di kasih tau?"

"Cuma Mama Papa sama Ayden kok. Dadakan, tadi Ayden bilang mau lihat jerapah"

Guanlin mengangguk paham kemudian menoleh kepada Ayden. "Mau ketemu kembaran kamu ya kak?"

"Heung? Bayan capa?" (Kembaran siapa?) tanya Ayden bingung

"Monyet" jawab Guanlin yang kemudian tertawa terbahak bahak

Plakkk

"Aduh!!"

"Kurang ajar! Masa cucu Mama disamaain sama monyet!" Omel Mama Guanlin setelah memberikan satu pukulan di lengan Guanlin

"Bercanda Ma"

"Ya udah kamu mandi sana, lin. habis ini kami mau berangkat"

"Iya ma, iya"

Setelah itu Ayden dan Neneknya kembali ke rumah mereka melalui kamar Guanlin. Memang di penghubung rumah mereka terdapat space seperti taman di lantai dua.

Guanlin menuruni tangga dan tanpa sengaja bertemu mertuanya, Ayah Renjun yang baru keluar dari kamar.

"Baru bangun, lin?"

"Iya, yah. Renjun mana yah?" tanya Guanlin yang kemudian berjalan beriringan dengan mertuanya menuju dapur

"Tuh lagi masak soto" jawab Ayah Renjun sembari menunjuk Renjun yang tengah sibuk membantu bundanya di dapur

"Bun, Ayah mau kopi ya. Tapi Ayah mau ke cucian mobil dulu"

Bunda menoleh kemudian memberikan acungan jempol tanda setuju. "Ayah ke carwash depan ya lin"

"Iya, yah. Hati hati"

"Mau kopi sekalian, lin?" tawar Bunda

"Mau bun, kalau boleh"

"Ya boleh dong"

"Makasih, bundaa"

"Sama sama, nak. Tapi Bunda jemur baju dulu ya"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang