empat puluh tujuh.

4.3K 593 94
                                    

Hari senin, waktunya Ayden kembali masuk preschool yang sudah sekitar dua minggu tidak ia kunjungi. Memang semenjak adiknya lahir, Ayden lebih banyak di rumah membantu Papinya menjaga adik semata wayangnya.

"Kakak baik baik ya di sekolah. Nanti pulangnya sama Buna Nana ya?" ucap Renjun berada di depan pintu rumah mereka menunggu Jaemin dan Haechan menjemput anak sulungnya itu.

"Akak cekolah cendili?" tanya Ayden

"Iya kak. Papi kan gak bisa nganterin, harus jagain dedek. Papa harus ke kantor habis ini. Gapapa ya? Jadi anak pintar dulu ya?" jawab Guanlin yang tengah menggendong Mingrui sebelum berangkat ke kantor itu

Ayden terdiam sejenak namun kemudian mengangguk. Renjun mengusap halus kepala Ayden hingga tidak lama mobil Haechan sudah terparkir di depan rumahnya.

"Chan, nitip Ayden ya" ucap Renjun sembari membantu Ayden masuk ke dalam mobil Haechan.

"Santai aja, Ren. Eh itu si bayik melek gak?"

"Lagi tidur" jawab Guanlin

Haechan menghela pelan, padahal ia ingin melihat bayi mungil itu. "Nana mana nih?"

"Paling bentar lagi juga keluar"

"Lele gecelan" ucap Ayden

"Udah nih lele gecelan. Denden kok gak cama Papi injun?" tanya Chenle

"Jaga dedek" jawab Ayden singkat

"Nah, tuh Jisung sama Nana" ucap Renjun sembari menunjuk Jaemin dan Jisung yang baru keluar dari rumahnya

"Lama banget, Na"

"Iya, ini Jisung lama milih sepatu" Jaemin membantu Jisung masuk ke dalam mobil, posisi sekarang adalah Haechan menyetir, dan di belakang ada Chenle, Jisung dan Ayden. Sedangkan Jaemin nanti akan berada di samping Haechan.

Sebenarnya Mark sudah menyiapkan supir untuk mengantar jemput keluarganya kemanapun. Namun, suaminya itu terlalu keras kepala. Katanya anak kedua mereka yang senang menyetir.

"Eh, bekalnya Ayden udah kan Ren?" tanya Jaemin

"Hah? Emang disuruh bawa bekal?"

"Lah kan iya? Lo gak liat grup?"

Renjun menggeleng pelan. "Gue gak baca pengumuman di grup. Aduh bentar deh ya gue buatin dulu bentar"

Haechan melirik jam di mobilnya. "Gak ada waktu, njun. Nanti gue suruh Chenle sharing aja sama Ayden, gue buatnya banyak kok. Takut telat kalau nunggu lo buatin bekal"

"Iya tuh sharing aja yang. Lo bolak balik malah capek nanti" saut Guanlin

"Hhh ya udah deh" Renjun menoleh pada Ayden, "kak, hari ini makannya sharing sama Chenle dulu ya? Maaf Papi tadi gak baca grup"

Ayden sebenarnya tidak paham, namun ia hanya mengangguki ucapan Renjun. Setelahnya mereka berangkat menuju tempat preschool para bocah mungil itu.

"Lo gak berangkat lin?"

Guanlin yang tengah asik menimang Mingrui itu menoleh. "Nanti aja deh jam sepuluhan. Gue mau main sama anak ganteng ini dulu"

Renjun menghela kemudian masuk ke rumah di ikuti oleh Guanlin dengan Mingrui di gendongannya.

"Bibi jam berapa kesini?" tanya Guanlin

"Udah di jalan kayaknya. Tadi bilang ke gue jam sembilanan"

Guanlin mengangguk, mendudukan dirinya di sofa depan televisi. "Gantengg, anak Papa ganteng nih. Bobok muluuu" ucap Guanlin sembari memainkan pipi Mingrui

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now