enam puluh dua. (kilas balik)

4.3K 478 58
                                    


(Sebelum Guanlin dan Renjun jadian)

Guanlin dengan motornya kini sudah berada di depan rumah Renjun. Kali ini ia dan Renjun akan berangkat bersama karena mobil yang biasa Renjun gunakan pergi ke kampus sedang berada di bengkel.

Guanlin membunyikan klakson motornya beberapa kali membuat Renjun yang masih duduk di depan rumahnya untuk memakai sepatu itu berdecak beberapa kali.

"BISA GAK SIH JANGAN BERISIK?!" Teriak Renjun sembari keluar dari pagar rumahnya dan menghampiri Guanlin.

"Lo sih kelamaan. Udah numpang, malah nyuruh gue nunggu. Nyusahin emang"

"Anjir cuma semenit gak nyampe!"

"Nyenyenyee. Cepetan naik, keburu mulai kelas gue"

Renjun berdecak, memakai helmnya dan naik ke motor Guanlin. 

"Pegangan sayang" ucap Guanlin yang  langsung mendapat pukulan dari Renjun.

"Gue aduin pacar gue lo manggil manggil sayang"

"Gak takut sih gue sama pacar lo"

"Cihhh!!"

Guanlin terkekeh, ia kemudian melajukan motornya menuju kampus hingga tidak lama mereka sudah sampai di tempat tujuan dengan Renjun yang terus terusan mengomel.

"Lo tuh sengaja ya ngebut biar gue pegangan ke lo?!" Kesal Renjun sembari turun dari motor Guanlin.

"Lo gak liat jam? Jam kita udah mepet anjir gara gara lo kelamaan dandan. Lagian lo mau dandan gimanapun tetap jelek"

"Bangsat! Bacot bener lo anjir!" Kesal Renjun sembari memukul beberapa kali lengan Guanlin.

"Sayang"

Panggilan seseorang di belakang mereka membuat keduanya menoleh. Guanlin mendengus dan memutar bola matanya kala melihat siapa yang datang.

"Sayangggg" saut Renjun sembari menghampiri seseorang itu.

Guanlin meletakan helmnya dengan sedikit kasar saat melihat Renjun memeluk orang tersebut.

"Bro, makasih ya udah nebengin pacar gue. Nih rokok buat lo kalau mau" ujarnya sembari memberikan sekotak rokok baru kepada Guanlin.

"Gak perlu. Gue bukan tukang ojek. Lagian gue gak ngerokok" bohongnya yang kemudian meninggalkan keduanya begitu saja.

"Aneh banget tetangga kamu, sayang. Padahal kemarin aku lihat dia lagi ngerokok di warung samping"

Renjun mengangguk. "Emang aneh. Makanya dia jomblo, soalnya gak ada yang mau sama dia"

Minghao terkekeh, ia mengusak kepala Renjun. "Oh iya, nanti pulang ikut aku cari kado buat temen aku mau? Terus malamnya kita ke party temen aku"

"Party nya jam berapa?"

"Jam 7"

"Boleh. Tapi aku gak bisa pulang malam ya. Lagi ada abang di rumah soalnya. Takut marah"

Minghao mengangguk paham, ia kemudian menggandeng Renjun menuju gedung fakultasnya.

Malam harinya sekitar pukul sepuluh malam, Guanlin mengeluarkan motornya dan mendapati tetangga samping rumahnya tengah berdiri di depan pagar.

"Loh bang? Ngapain?"

Yang dipanggil pun menoleh. "Nungguin si bocil belum pulang. Lo mau kemana?"

"Mau ke depan cari nasi goreng. Laper gue bang, Mama sama Papa gak pulang soalnya"

"Ikut dong. Gue juga laper sih"

"Ya udah ayo bang. Palingan tuh si  Renjun juga bentar lagi pulang"

Kun mengangguk. Ia menutup pagar rumahnya. Sebenarnya sudah dari sejam yang lalu ia berdiri di depan rumah menunggu adiknya itu pulang. Kedua orang tuanya sudah terlelap, sehingga hanya dia seorang diri yang menunggu anak bungsu di keluarga itu pulang.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now