tujuh puluh satu.

4.3K 564 32
                                    

Hari ini Guanlin mengantarkan Ayden untuk pergi ke sekolahnya, ia juga yang menemani Ayden hingga anak sulungnya itu selesai belajar. Kegiatan sekolah Ayden selesai pukul sebelas siang, dan rencananya setelah makan siang baru Guanlin pergi ke kantor.

Sebenarnya Guanlin pernah mengusulkan kepada Renjun untuk memakai jasa babysitter sama seperti Jaemin. Namun Renjun kekeh tidak mau karena ia memang tidak ingin melewatkan tumbuh kembang kedua buah hatinya. Ia ingin merawat keduanya dengan tangannya sendiri.

Jadwal Preschool Ayden kini hanya tiga kali dalam seminggu, selama itu juga Guanlin akan mengatur jadwalnya agar bisa menemani Ayden sebelum ke kantor. Pernah sekali mereka menitipkan Ayden kepada Jaemin dan Haechan, saat itu mereka lebih fokus mengurus Mingrui dan berakhir Ayden merasa terabaikan.

"Pwapaa! Akak dapat lima bintang dali miss" ucap Ayden sembari menunjukan hasil karyanya kepada Guanlin.

"Wah pinter banget anak Papa"

"Iya dong! Beyi ecklim ya?"

Guanlin terkekeh, mencubit pipi Ayden. "Yah kan! ada maunya" Guanlin berfikir sejenak kemudian mengangguk dan mengambil alih tas Ayden dari tangannya. "Ya udah ayo, tapi diem diem ya? Jangan bilang Papi"

"Otey!!"

Guanlin berbalik kepada Haechan dan Nanny yang menjaga Jisung. "Chan, gue duluan ya"

"Siap! Hati hati"

"Babayyy dendennn" ucap Chenle melambaikan tangannya pada Ayden

"Babay lele icungg!!"

Keduanya langsung berjalan menuju toko ice cream yang berada di lantai bawah, setelah mereka memilih ice cream, ponsel Guanlin berbunyi.

"Bentar ya kak, ada telfon dari om Daehwi"

Ayden mengangguk, ia kemudian memilih tempat duduk dan duduk disana sembari menikmati ice creamnya.

"Hallo?"

"Bos, bisa ke kantor sekarang gak?"

"Kenapa? Gue masih di sekolahnya Ayden"

"Ini bos, proyek yang di bogor ada sedikit kendala dan kontraktornya minta ketemu pak bos sekarang juga"

"Waduh! Gue kayaknya sejaman lagi baru ke kantor, ini mau antar Ayden dulu"

"Gak bisa kesini bentar bos? Nanti biar Ayden aku yang jaga, soalnya urgent bos"

Guanlin berfikir sejenak. "Ya udah gue kesana sekarang"

Setelah panggilan terputus, Guanlin kembali kepada Ayden yang mulutnya sudah belepotan bahkan pakaiannya terdapat noda ice cream dimana mana. Guanlin menghela pelan dan mengusak kepala Ayden. Ia pun mengambil tissue dan membersihkan mulut serta baju Ayden.

"Hehehe maap ya Pwapa bajuna jadi kotol"

Guanlin mengangguk. "Kakak mau nemenin Papa ke kantor bentar gak?"

"Ketemu om de?"

"Iya, ketemu om Daehwi. Mau?"

"Mawuuu!!"

Guanlin kemudian menggendong Ayden menuju mobil dan membawa mereka menuju kantornya yang memakan waktu 20 menit dari sekolah Ayden.

"OMMMM DEWIIII!" teriak Ayden yang mendapati Daehwi tengah berbincang dengan seseorang di depan ruangan Papanya

Daehwi menoleh dan langsung menghampiri Ayden, ia kemudian mengusap pipi Ayden.

"Mana De kontraktornya?"

"Di ruang meeting boss"

"Ya udah, gue nitip Ayden ya"

Daehwi mengacungkan jempolnya kepada Guanlin. "Kak, Papa meeting bentar ya. Kamu sama Om Daehwi bentar. Oh iya Dae, itu Ayden kalau mau susu ambilin di lemari pendingin ya. Jangan kasih ice cream lagi Dae, tadi udah makan ice cream. Coklat juga jangan, terus—"

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang