lima puluh empat.

4.5K 600 39
                                    


"Yang, gue besok harus ke Makassar lagi, tiga hari. Gapapa?"

Renjun yang sedang melipat pakaian milik Mingrui itu sontak menoleh ke belakang memperhatikan Guanlin yang tengah menggendong sembari memberikan susu Mingrui.

"Harus besok banget?" tanyanya sembari mengerutkan dahinya dan di angguki Guanlin.

"Besok banget nih?"

"Iya Papi. Besok"

"Tapi lo lupa besok hari apa?"

Guanlin diam sejenak. "Hari ulang tahun lo kan?"

Renjun mendengus, kembali memutar tubuhnya ke depan dan kembali pada kegiatannya tadi.

"Boleh gak yang?"

Renjun hanya berdehem. "Ya udah nanti tolong siapin keperluan gue ya?"

Lagi, Renjun tidak menjawab dan hanya berdehem. Cukup kesal rasanya, padahal ia ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya

"Pwapiiiii, pwapiiii" panggil Ayden sembari berlari menghampiri Renjun

"Kenapa kak?"

Ayden mendekat dan langsung melingkarkan tangannya pada leher papinya. Ia memberikan beberapa kecupan di pipi Papinya. "Ayapluuu" ucap Ayden

Renjun terkekeh, "Kenapa nih tiba tiba bilang I love you?"

"Ndakpwapa. Ayapluuu Pwapina akak"

"I love you too, kakak baik kesayangannya Papi" jawab Renjun sembari mencium gemas Ayden.

"Apa nih? Kenapa Papa gak di ajak? Udah kak, jangan cium cium suami Papa"

Guanlin mendekat dan mencoba memeluk Renjun. "Ahhhh Pwapaa!! Noooo!!" kesal Ayden sembari mendorong tubuh Guanlin menjauh dari Renjun

"Posesif banget sih. Itu suami Papa kak"

"Noo!! Cuami akak!!"

"Hehh! Suami Papa!"

"Nooo!! Pwapa jeyekk!!"

Guanlin berdecak. Mendudukan dirinya di sofa dan menenangkan Mingrui lagi yang sedikit terganggu tidurnya. "Posesifnya nurun siapa sih? Masih kecil udah posesif aja" gumam Guanlin

"NGACA!" Saut Renjun membuat Guanlin terkekeh.

Malam harinya, meskipun dengan perasaan kesal, Renjun tetap membereskan keperluan Guanlin untuk pergi ke luar kota. Ia memasukan beberapa potong pakaian dan keperluan lainnya setelah memastikan kedua anaknya tidur terlelap.

Renjun beberapa kali mencari keberadaan Guanlin yang keluar dari kamar semenjak Ayden tertidur. Ia menghela pelan sebelum menutup koper dan meletakannya di ujung kamar.

Renjun meregangkan tubuhnya sejenak sebelum memilih turun menuju dapur untuk mencari beberapa cemilan yang akan ia makan untuk menemaninya melewati malam pergantian umurnya.

Renjun menghentikan sejenak langkahnya di anak tangga terakhir saat ia melihat lantai bawah rumahnya begitu sepi. Tidak ada tanda keberadaan suaminya disana.

"Lin? Guanlin?"

Tidak ada sahutan. Kini pikiran Renjun mungkin saja Guanlin berada di pos ronda seperti biasanya.

Renjun mendengus pelan, ia kemudian kembali melanjutkan jalannya menuju dapur. Renjun buka lemari pendingin dan mengambil beberapa kue serta air dingin.

Setelahnya Renjun mendudukan dirinya di meja makan, memainkan ponselnya sembari memakan kue yang ia ambil.

Hampir lima belas menit Renjun di posisinya menikmati malam sendirian. Hingga suara gaduh dari luar rumahnya membuat Renjun sedikit terusik.

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now