1. The Past

3.4K 302 20
                                    

***

"Things end. But memories last forever."

***

Eleanor's PoV

*Flashback on*

"Kau duluan saja. Aku mau ke Starbucks dekat sini dulu," ucapku sambil menatap Nadine yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Baiklah, aku akan menemanimu."

Aku mendengus kesal dan memutar kedua bola mataku malas karena kesibukannya dengan ponselnya itu.

"Aku bisa sendiri. Kau tidak perlu khawatir."

Ting

Tepat setelah aku menyelesaikan kalimatku, lift berhenti dan pintunya terbuka. Kami berdua keluar dari lift bersamaan dan berjalan melangkahkan kaki kami menyusuri lobby gedung.

"Kau yakin?"

Nadine memasukkan ponselnya ke tas ketika kami berhenti di dekat pintu lobby.

"Yep! Sudahlah, aku bisa pergi sendiri. Lantas apa gunannya hand phone? Tenanglah, aku bisa menghubungimu jika aku tersesat."

Aku menatap Nadine dengan senyumku yang paling meyakinkan. Nadine menatapku sesaat dengan tatapan ragunya sebelum menganggukkan kepalanya sambil tersenyum padaku.

"Baiklah. Kalau begitu sampai jumpa El."

Nadine memelukku singkat sebelum berjalan mengambil arah berlawanan denganku.

Aku menghembuskan nafas lega dan membawa kakiku berjalan keluar melangkah menuju Western Gateaway, mencari keberadaan Starbucks di daerah ini.

Sebelum lebih jauh, perkenalkan namaku Eleanor Jane Calder. Orang - orang di sekitarku biasa memanggilku El, Ele atau Eleanor. Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas di Manchester.

Berada di London saat awal musim gugur bukanlah tanpa alasan. Keberadaanku di sini adalah untuk menandatangani kontrak pemotretan musim panasku dengan salah satu agency model di London.

Aku menggosok kedua lengan telanjangku karena cuaca London yang cukup berangin pada awal musim gugur ini. Seketika aku menyesal tidak membawa baju hangatku karena udara sudah mulai dingin saat ini.

Aku mempercepat langkahku sambil melihat beberapa café yang dipenuhi dengan orang - orang yang sedang makan siang. Setelah belokan pertama, mataku menangkap logo Starbucks yang terlihat cukup jelas di ujung jalan.

Aku mempercepat langkahku dengan harapan dapat sampai di sana lebih cepat. Tak butuh waktu lama, aku langsung menginjakkan kakiku di kedai kopi favouriteku itu. Aku menarik nafas panjang dan menghirup dalam - dalam aroma khas Starbucks yang selalu menjadi kesukaanku ketika berada di kedai kopi ini.

Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, aku segera mengantre untuk membeli satu iced coffee. Entahlah, tak peduli sedingin apapun udara di luar aku tetap menyukai iced coffee Starbucks ketimbang hot coffeenya.

"Selamat siang, selamat datang di Starbucks. Ada yang bisa kubantu?" Barista dengan lesung pipi yang dalam itu tersenyum ramah padaku.

"Tolong satu Caramel Macchiato dengan ukuran grande atas nama Eleanor," kataku sambil tersenyum.

"Baik. Satu Caramel Macchiato ukuran grande atas nama Eleanor. Ada tambahan?" Aku menggeleng sambil mengeluarkan dompetku.

"Semuanya jadi €3.43," Kata Barista itu sambil tersenyum. Aku mengeluarkan selembar €5 dari dompetku dan memberikannya padanya.

Change My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang