30. Merrie

1.9K 212 47
                                    

***

Ini bukan yang smut yaps!

***

"GOOD EVENING TORONTO!!!" Teriakan Harry mengawali jeritan dari ribuan gadis di sini. Senyumku mengembang, bangga dengan apa yang kusaksikan di hadapanku.

Suara Niall mengawali lagu Temporary Fix membuat teriakan gadis – gadis itu semakin keras. Aku, Tiffany, Natalia, dan Sophia memilih menyaksikan penampilan the boys dari belakang panggung.

Kami tertawa kencang ketika melihat Louis dan Liam yang jatuh bersamaan karena ulah mereka sendiri. Oh bahkan ini baru awal dan kami sudah terbahak.

Kami kembali menikmati konser dari sini dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajah kami. Media memang melihat mereka sangat menikmati waktu breaknya, namun jauh di dalam hati mereka, kita semua tahu bahwa mereka merindukan semua hal – hal yang hanya ada ketika sedang dalam tour.

"Eleanor, kau dipanggil Rachel ke ruangannya. Di sana ada Merrie" Senyumku langsung mengembang ketika salah seorang kru memanggilku. Aku mengangguk dan berpamitan pada Tiffany, Natalia dan Sophia.

Oh, aku rindu wanita tua itu.

Tok tok tok

"Masuk"

Aku memutar knop pintu dan langsung terlihat olehku wajah wanita yang sudah sangat kurindukan.

"Merrie!!!" Aku berlari dan menghambur ke pelukannya. Merrie tertawa dan membalas pelukanku erat.

"How are you, El? Aku senang kau kembali bekerja bersama kami" Ucapnya dengan mata berkaca – kaca. Aku menatapnya dan mencium kedua sisi pipinya karena dulu ketika aku masih di sini Merrie sudah seperti ibuku.

"I'm good thank you. How are you? Oh kau tak tahu betapa aku merindukanmu" Ungkapku yang lagi – lagi membuatnya tertawa.

"I'm fine and I miss you too, lady" Ucapnya sambil menarikku agar duduk di sofa. Kulihat Rachel hanya tersenyum melihatku kembali bertemu dengan Merrie.

"El" Aku menoleh ketika Merrie memanggilku. Dia mengambil kedua tanganku dan meremasnya lembut.

"Aku ke sini untuk minta maaf. Karena ideku, kau dan Louis harus seperti ini. Padahal aku tahu bahwa kalian saling mencintai." Aku tertegun sejenak menatap Merrie dan Rachel bergantian yang sama –sama menatapku tak enak.

Aku berdehem singkat membasahi tenggorokkanku yang terasa kering. "No, its fine Merrie. Lagipula memang aku hanya kekasih palsunya Louis bukan? Maksudku aku hanya dikontrak oleh kalian dan kurasa itu hak kalian untuk melakukannya" Merrie memelukku dan kurasa ia bergetar.

"Hey, jangan menangis. Tenanglah, hubunganku dan Louis sudah lebih baik. Seharusnya aku berterima kasih pada kalian karena kalian aku bisa mengenal Louis" Aku mengusap bahu Merrie membuat ia terisak. Merrie menarik dirinya dariku dan menggenggam kedua tanganku.

"Kau tidak tahu, Louis berteriak padaku setelah aku mengatakan bahwa kalian harus berakhir. Dia mengancam akan menghancurkan dirinya sendiri dan itu benar – benar terjadi. Itu alasanku mengundurkan diri dari management, aku merasa gagal menjadi kepala bagian dari One Direction ketika melihatnya menjadi pemabuk, ia keluar dari club hampir setiap malam dengan wanita yang berbeda dan puncaknya ketika ia menghamili Briana."

Aku memejamkan mataku membayangkan hal itu. Kenapa Louis tidak pernah bercerita padaku? Jika ia bercerita padaku, aku yakin kami akan mampu melalui ini bersama – sama. Aku membuka mataku dan melihat Merrie yang menatapku penuh rasa bersalah.

Change My MindWhere stories live. Discover now