4. Cafe

1.6K 246 12
                                    

***

Eleanor's PoV

Mengerejapkan mataku beberapa kali, aku segera bangun dari tidurku yang tidak nyenyak sama sekali. Aku baru benar - benar bisa tidur pada pukul tiga dini hari. Otakku tak bisa berhenti memikirkan hal - hal yang mungkin akan terjadi ketika aku kembali bertemu dengannya setelah hampir setahun lewat kami tidak bertemu.

Aku merasakan nyeri di kepalaku karena waktu tidurku yang begitu kurang. Turun dari tempat tidur, aku meneguk segelas air yang kuletakkan di meja sebelah tempat tidurku dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil obat pereda sakit kepala di first aid box.

Setelah meminumnya, aku mencuci wajah dan menyikat gigiku sebelum bercermin. Aku menggerakkan tanganku ke wajah dan menyentuh kantung mataku yang begitu terlihat di sana. Aku bergeridik ngeri begitu melihat seorang gadis dengan wajah bangun tidur yang mengerikan, rambut kusut yang berantakan, kantung mata yang besar dan menghitam. 

Oh itu sungguh mengerikan karena kenyataannya gadis itu adalah aku.

Aku memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan melihat jam yang terpasang di dinding menunjukkan angka enam pagi. Aku mengerang melihatnya karena aku sadar jika aku hanya tertidur selama tiga jam.

Turun ke lantai satu, aku berjalan ke dapur untuk membuat roti. Aku mengoleskan selai coklat ke rotiku dengan tidak bersemangat.

Aku menuju kulkas dan mengeluarkan bahan - bahan untuk membuat jus wortel. Entahlah, tiba - tiba saja aku begitu ingin meminumnya.

"Oh, bahkan aku membuat dua!"

Aku menggeram kesal dan menarik rambutku ke belakang setelah tanpa sadar aku membuat dua gelas jus wortel. Aku kesal dengan diriku sendiri karena tanpa sadar aku masih mengingat kebiasaan kami ketika bersama. Dulu ketika dia menginap di rumahku, dia selalu meminta jus wortel untuk teman makan sarapan kami ketimbang susu. 

Oh sial, bahkan aku masih ingat kebiasaannya menggunakan mug bergambar beruang!

Aku kembali mengalihkan pandanganku ke arah jusnya, "Bahkan aku menuangkan salah satunya di mug kesukaan Louis! Oh kurasa aku mulai gila."

Moodku untuk sarapan sudah benar - benar hilang setelah kejadian ini. Aku memasukkan kedua gelas jus yang belum kusentuh ke lemari pendingin dan memasukkan roti yang baru saja kupanggang itu ke tempat makan. Kurasa aku akan membawanya saja.

Aku kembali naik ke kamarku dan masuk ke kamar mandi untuk segera bersiap.

***
"El, apa kau sudah berangkat?" 

Ed kembali meneleponku seakan memastikan kehadiranku.

"Aku bahkan sudah di café di dekat kantor Modest! aku sedang minum kopi sebentar sebelum ke sana," Kataku malas. Aku mendengus ketika mendengar Ed terkekeh di sana, aku tahu apa yang dia fikirkan. 

"Ed, aku sedang tidak dalam mood  yang baik untuk kau goda. Hubungi aku saat kau saat kau sudah sampai. Bye!"

Aku kembali mematikan panggilan secara sepihak. Bahkan kebiasaan Louis yang satu ini sudah menular padaku. 

Oh astaga, aku mengingatnya lagi! Aku menggelengkan kepalaku menyadari hal itu.

"Ehem"

Seseorang berdehem di depanku buatku mengangkat kepalaku. Aku mendapati seorang pria yang membawa secangkir kopi dan topi untuk menutup kepalanya. Aku mengerenyit karena merasa tidak mengenali pria di depanku yang terus menunduk seakan menyembunyikan identitasnya. 

Tapi tunggu, aku mengenali tattoo yang berada di tangannya itu. Jangan bilang kalau dia...

"Harry?!" Pekikku tertahan. Pria yang berada di hadapanku ini langsung mengangkat kepalanya dengan senyum berlesung pipi menghiasi wajahnya.

Change My MindWhere stories live. Discover now