2. New Job

2.3K 275 20
                                    

***

The past is behind, learn from it.
The future is ahead, prepare for it
The present is here, live it.

***
Eleanor's PoV

"Eleanor!"

Aku tersadar dari lamunanku ketika kudengar Max berteriak memanggilku.

Sialan, kenapa aku jadi mengingatnya? Aku hanya melihatnya yang sedang di interview bersama band matesnya setelah mereka break selama 18 bulan dan aku langsung mengingat semua tentang kami?

"Oh astaga El, kukira kau mati," Max terengah - engah di depan pintu kamarku. Kurasa dia berlari dari bawah ke kamarku yang terletak di lantai dua.

Aku tertawa dan melemparnya dengan bantal.

"Kau bodoh, dasar idiot," Kataku sambil tertawa.

Max mengerucutkan bibirnya, ia mengambil bantal yang kulempar dan masuk ke kamarku. Aku merubah posisiku menjadi duduk bersamaan dengan Max yang menempatkan bokongnya di sofa yang terletak di dekat jendela.

"Apa yang sedang kau lakukan? Aku memanggilmu berkali - kali tapi kau tidak menjawabku."

Max mengambil sepotong apel di meja yang berada di samping sofa dan memakannya.

"Tidak ada," Jawabku sambil mengangkat kedua bahuku.

"Ya, tidak ada. Hanya melihat mantan terindah yang sedang di interview setelah break selama satu tahun lebih. Seharusnya aku tahu itu," Max melihat ke arah televisi yang kembali menampilkan acara itu.

Memutar kedua bola mataku dengan malas, aku mengambil remote TV dan segera mematikannya. Aku mengambil laptopku dan duduk di sebelah Max.

"Diam. Kita tidak akan membahasnya lagi. Tidak sekarang, tidak besok dan tidak seterusnya," Kataku sambil menyalakan laptopku.

"Sayang sekali kita harus," Perkataan Max membuatku menoleh padanya.

"Apa maksudmu?" Aku menatapnya dengan dahi berkerut bingung.

"Ed memberitahuku jika kau akan melakukan photo shoot minggu depan pada pukul 10 pagi."

Aku memutar kedua bola mataku malas dan menatapnya kesal.

"Sialan, kukira apa. Itu memang pekerjaanku bodoh," Aku kembali melihat laptopku yang sudah menyala dan membuka blog milikku dan Max.

"Bersamanya," Sambung Max.

Tunggu...

"Apa? Aku tidak mengerti. Bisa kau ulang?"

"Kau akan melakukan photo shoot bersamanya, minggu depan pada pukul sepuluh pagi. Bersamanya, bersama Louis. Well tidak hanya Louis. Louis dan teman - temannya," Ucap Max hati - hati.

Siapapun, kumohon bunuh aku sekarang.

Jantungku berdetak dua kali lebih cepat ketika mendengar namanya. Aku menggeleng dan berharap telingaku salah menangkap perkataan Max.

"Kau bercanda."

"Aku serius. Kau bisa datang dan temui Ed besok jika tak percaya," katanya lagi.

Tidak, aku belum siap untuk bertemu dengannya lagi. Tidak sekarang, tidak besok, tidak lusa bahkan tidak untuk selamanya.

Change My MindWhere stories live. Discover now