57. Just Want To See You

864 133 45
                                    

[Sorry for typo(s)]

***
I dont care if its 5 minutes or a whole night. I just wanna see you.
***

Eleanor's PoV
Aku memandang lurus ke depan, jauh ke barisan bukit dan perkebunan yang tengah bermandikan sinar mentari terbenam.

Ini sudah memasuki bulan ke delapan masa kehamilanku. Perutku sudah terlihat besar karena sebulan lagi aku akan melangsungkan persalinanku. Aku begitu bahagia dan sedih disaat yang bersamaan.

Mengenai Louis... Aku benar - benar menutup diriku dari dunia luar hingga aku tak tahu berita apapun tentangnya. Aku bahkan tak tahu berita apapun tentangku sendiri.

Aku menghapus semua sosial mediaku, mengganti ponselku menjadi ponsel yang hanya dapat digunakan untuk telepon dan bertukar pesan.

Terkadang aku menertawakan diriku sendiri. Aku begitu munafik, bukan? Bukankah aku yang mengatakan jika aku akan langsung mundur ketika aku melihat berita Louis dengan wanita lain? Namun lihatlah aku sekarang! Aku begitu menutup diriku dari luar, aku belum siap jika suatu saat aku harus berhadapan dengan kenyataan bahwa mungkin saja Louis sudah menemukan penggantiku.

"El?"

Aku tersadar dari lamunanku, menoleh pada David yang tengah berdiri diambang pintu dengan segelas susu di tangannya. Aku menghampirinya, mengambil gelas di tangannya sebelum kuminum seteguk.

"Thank you," ucapku sambil tersenyum. Aku menghabiskan segelas susu di tangamku dan menyerahkan gelas kosong itu kembali padanya.

Aku memeluknya, melingkarkan lenganku pada lehernya dan meletakkan kepalaku di bahunya. Aku memejamkan mataku dan membiarkan ia membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pinggangku.

"Tadi aku lihat di media -"

"Bisakah kita tidak membahas itu?" Aku menarik tubuhku darinya. Ia menatapku ragu sebelum mengangguk.

"Terima kasih," ucapku sambil mengecup pipi kanannya.

"Aku menghargai hal itu. Aku... Aku benar - benar tak ingin tahu apapun di luar sana," sambungku.

"Tapi kau menutup diri dari dunia luar terlalu lama, El."

Aku menggeleng dan kembali membelakanginya, menatap langit yang memerah di ufuk barat sana.

Aku menahan nafasku ketika kurasakan David kembali memelingkarkan tangannya di perutku, memelukku dari belakang.

Ini terasa asing.

Tanpa sadar aku menghembuskan nafasku secara perlahan ketika ia meletakkan kepalanya di bahuku.

"Ada apa, El?"

"Tak apa. Aku hanya tak sabar menanti kehadiran mereka," ucapku sambil melihat perutku yang membuncit.

Tanpa sadar aku tersenyum miris. Aku merindukannya. Apakah dia akan menyesal karena telah melewatkan hal ini?

"Kau merindukan Louis?"

Aku menghembuskan nafas panjang sebelum melepaskan tangan David yang mengait di perutku. Aku melangkahkan kakiku menuju tempat tidurku dan duduk di sana. David terdiam di tempatnya, ia memandangku penuh tanya tanpa berkata apapun.

"Aku selalu merindukannya. Kau tahu itu."

Aku memandang bingkai fotoku dan Louis yang terpasang di nakas tempat tidurku.

"Kenapa tidak kembali?"

Aku tersenyum lesu, memandang kosong ke arah fotoku dengannya  "kau tahu aku ingin, namun aku tak bisa."

Change My MindWhere stories live. Discover now