50. Not a Fool

894 136 15
                                    

***

Sorry for typos!

***

Eleanor's PoV

Aku berdiri dari tempatku, menempatkan diriku di hadapan Louis yang hanya terdiam.

"Louis,"

"Apa benar itu anakku?"

Aku merasakan sesuatu menusuk hatiku, menusuknya sangat dalam hingga kuyakin berlubang karenanya.

Aku menggigit bibir bawahku kuat - kuat hingga aku mampu merasakan darah di indra pengecapanku.

"Y - ya."

"Bagaimana bisa?"

"Beberapa bulan sebelum sex kita yang terakhir, sesungguhnya pilku telah lama habis. Aku tak mengira akan berefek seperti ini."

Aku mulai terisak ketika aku tak melihat reaksi apapun darinya. Kini aku merasakan jika air mata kembali mengalir di pipiku.

Ternyata seperti ini akhirnya.

"A - are you mad? Louis listen, I am sorry. Aku tak bermaksud menghancurkan kariermu dengan berita ini -"

"El -"

"I - I know I should leave, Louis. I am sorry, I lov -"

Aku tak mampu menyelesaikan ucapanku karena tiba - tiba saja Louis berdiri dan menarik tubuhku ke pelukannya.

Mataku kembali terpejam dan air mata kembali turun membasahi pipiku ketika kurasakan hangatnya pelukan Louis membungkus tubuhku.

Apakah ini semacam salam perpisahan darinya?

Keningku berkerut ketika kudengar tawa kecil darinya. Aku menarik tubuhku dari pelukannya dan menatap Louis yang kini juga menatapku dengan kekehan darinya.

"Kau lucu, kau tahu?"

Louis kembali tertawa seolah - olah aku adalah bahan tertawaan baginya.

Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada dan menatap Louis garang hingga membuat tawanya terhenti seketika.

"Kenapa kau tertawa? Kau kira aku sedang membuat lelucon?!"

Wajah Louis berubah panik. Ia menggelengkan kepalanya kuat - kuat dan menarikku kembali ke pelukannya.

Wajahku masih tertekuk karena kesal dengan tangan yang masih menyilang di depan dadaku. Tiba - tiba saja aku merasa ingin menangis, benar - benar ingin menangis hingga tanpa sadar air mata yang diiringi isakan kecil lolos dariku.

Louis mengeratkan pelukannya padaku, ia mengusap kepala serta menciumi puncak kepalaku sambil menggumamkan kata maaf.

"Aku minta maaf El, aku tak bermaksud. Sungguh"

Aku menarik diriku darinya dan menatap Louis dengan bibir yang kukerucutkan.

"A - aku... Aku bersungguh... Louis aku bersungguh - sungguh. Aku tidak sedang bergurau. Aku -"

Ucapanku kembali terputus karena kurasakan bibir Louis mengulum bibirku lembut.

Aku membiarkan hal itu terjadi, aku menikmatinya dengan melingkarkan tanganku pada lehernya.

Louis melepaskan ciumannya dariku. Ia menyatukan kening kami dan menatapku tepat di mataku hingga aku dapat melihat iris biru kelabunya yang menatapku lembut.

"Terima kasih," ujarnya sambil tersenyum.

Aku merasakan ketakutanku akan kehilangannya menguap begitu saja. Aku tersenyum dan mengangguk sebagai responku akan pernyataannya.

Change My MindWhere stories live. Discover now