45. Not Again

1.1K 154 21
                                    

***

"Here we go again. You with your mixed signals and me with my second thoughts"

***

Eleanor's PoV

"Kau mau kemana?"

"Ya Tuhan!"

Keningku berkerut dengan sebelah alisku yang terangkat. Louis meletakkan kedua tangannya di depan dadanya dengan mendramatisir buatku semakin tak mengerti dengannya.

"Kau mengagetkanku, El"

"Aku tanya padamu, kau mau kemana? Ini sudah lewat pukul sepuluh, Louis" Ujarku sambil berkacak pinggang. Louis memutar kedua bola matanya padaku dan mengabaikan pertanyaanku dengan mengambil kunci mobil yang berada di buffet.

Louis berjalan ke arah pintu, memutar knop dan membukanya sebelum memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Bisakah kau berhenti bersikap kekanakkan dan jelaskan padaku mengapa kau bersikap seperti ini? For God's sake Louis! Aku lelah seharian ini," Louis memutar tubuhnya menghadapku, ia menggeleng kecil sebelum tersenyum remeh padaku.

"You know what, El? Go fuck yourself! Aku bisa mengurus diriku sendiri, kau bisa pergi bekerja dengan laki - laki manapun yang kau mau. I'm leaving."

Dengan begitu ia keluar dan membanting pintu, meninggalkanku yang terhenyak dengan hati yang terasa nyeri seolah teriris sembilu.

***

"Zayn, apa Louis bersamamu?"

"Tidak Zayn, dia tidak bersamaku. Kami bertengkar"

"Jadi kau sedang di LA? Baiklah, maaf mengganggumu. Sampaikan salamku untuk Gigi"

"Apa? Tidak, kau tidak perlu melakukannya. Aku akan menghubungi yang lain. Sampai jumpa"

Aku menggigit bibir bawahku cemas ketika kulihat jam yang menunjukkan jam tiga kurang sepuluh menit. Aku kembali melakukan panggilan ke Louis namun hasilnya nihil, ia menonaktifkan ponselnya.

"Setidaknya beri aku kabar, bajingan. Jika kau tidak pulang, aku bisa tidur dan mengunci pintunya"

Aku terduduk di sofa ruang tamu sambil memutar – mutarkan ponselku di tangan, suara televisi hanya menjadi teman agar aku tak merasa sendirian di rumahnya. Eloura sedang berada di Amerika bersama Briana untuk dua minggu ke depan, kuharap mereka dapat menikmati waktu kebersamaan mereka.

Aku terlonjak ketika ponselku berbunyi. Dengan tergesa – gesa aku melihat caller idnya dan berharap nama Louis di sana. Nampaknya aku harus menelan kekecewaanku ketika mendapati Niall yang menghubungiku.

"Hallo, El"

Kudengar dentuman musik buatku menggeleng kecil ketika menyadari dimana Niall berada.

"Pulanglah, Ni. Ini sudah menjelang pagi" Ujarku menggodanya.

"Percayalah jika aku sudah ingin pulang sejak lima belas menit yang lalu, namun ada sesuatu yang mengganjal di sini"

"Ada apa?"

"Apa Louis sedang bersamamu? Karena kurasa aku melihatnya di sini dengan teman – teman wanitanya. Aku tak mengenal satupun di antara wanita itu sehingga aku dan Harry lebih mengasumsikan mereka sebagai jalang. Jadi apa dia bersamamu"

Jantungku seakan berhenti untuk sepersekian detik ketika mendengarnya. Aku merasakan sesak di dadaku, dan nyeri di ulu hatiku yang terasa secara bersamaan dengan menetesnya air mata ke pipiku.

Change My MindWhere stories live. Discover now