21. Mom Jo

1.6K 222 54
                                    

***

"El?" aku mengerejapkan mataku saat mendengar Louis memanggilku.

"Ya?"

"Kau mau makan apa?"

"Apa saja." Jawabku singkat. Mood-ku untuk berbicara hilang begitu saja saat mendengar pengakuannya tadi.

"Are you okay?" Tanya Louis lagi. Dia meletakkan tangannya di keningku dan mengusapnya perlahan.

"I'm fine. Bisakah kau berhenti bicara? Aku lelah." Jawabku sambil melepaskan tangannya dariku.

Louis menatapku heran, "Ada apa?"

Aku menggeleng lemah. Louis sudah bukan milikku lagi, seharusnya aku tahu itu. Bagaimanapun saat ini dia memiliki Eloura dan Briana, bukan milikku. Dia seperti ini hanya karena aku assistennya dan dia peduli, itu saja.

Louis menepikan mobilnya kemudian kurasakan ia menatapku. Aku tetap menunduk sambil bermain dengan bajuku. Aku takut melihat ke matanya, aku takut karena aku hanya akan menangis jika mengetahui kebenaran dari matanya itu.

Dia menggenggam kedua tanganku dan mengusap punggung tanganu dengan ibu jatrinya memberiku rasa nyaman, "Ada apa El? Kenapa tiba - tiba kau berubah? Apa ada ucapanku yang menyakitimu?"

"Ti - tidak. Tidak ada" Aku melepaskan tanganku darinya. "Bisakah kau hanya jalankan mobilmu? Aku rasa Eloura sudah menunggu" Jawabku pelan dengan suara parau. Louis menghembuskan nafasnya kasar dan kembali menjalankan mobilnya.

Aku membuang wajahku ke jendela, melihat mobil yang berlalu lalang di luar sana hingga tanpa sadar aku tertidur.

***

"Eleanor, wake up" Aku merasakan seseorang mengguncangkan bahuku pelan. Aku mengerang dan mengucek mataku karena rasa kantuk yang masih menguasaiku.

"Ya?" Jawabku dengan suara serak. Aku melihat Louis tersenyum lembut padaku.

"Cepat bangun, kita sudah sampai" Ucapnya lagi. s

"Oh, okay. Kau keluar saja dulu, aku akan menyusul" Jawabku datar.

Lagi, Louis menghembukaskan nafasnya dengan kasar sebelum keluar dari mobil. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling dan menyadari satu hal.

Ini. Halaman. Rumah. Louis.

Seketika aku panik karena menyadari akan bertemu dengan mom Jo. Aku sangat yakin dia akan berfikiran bahwa kami kembali bersama.

Aku mati.

Tok tok tok

Aku melihat Louis mengetuk jendela mobil dengan wajah kesal. Baiklah, baik. Aku akan bersikap senormal mungkin. Ya, seperti asissten pada umumnya. Aku menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan sebelum menurunkan kaca mobil.

"Cepat El, kenapa lama sekali"

"Sabar cerewet" Kataku kesal.

Aku gugup. Sangat gugup. Ini pertama kalinya aku bertemu keluarga Louis setelah aku "berpisah" dengannya.

"Kenapa kau mendadak pucat? Kau tidak... Oh I see, kau gugup?" Louis bertanya dengan nada mengejek.

Aku kembali menatapnya kesal, "Tidak! Aku hanya... Hanya kedinginan" Jawabku polos. Seketika aku menyesali jawabanku karena Louis langsung tertawa terbahak - bahak. Lihat, aku bodoh disaat seperti ini. Bagaimana bisa aku kedinginan ketika suhu di luar sangat panas?

Aku kembali menatap Louis kesal, mengapa dia menandak menyebalkan?

"Teruslah tertawa, aku tidak akan mau turun. Sana masuk sendiri" Kataku kesal. Aku langsung menaikan kaca mobil dan melipat kedua tanganku di depan dada. Kulihat Louis menghentikan tawanya walau aku masih sangat yakin dia sedang berusaha untuk tidak tertawa lagi.

Change My MindKde žijí příběhy. Začni objevovat