14. Day 1

1.4K 235 26
                                    

[Edited]

***

"You're breaking my heart and you don't even know"

Ucapan Louis terus terngiang di kepalaku. Dia menyindirku? Tidakkah dia sadar siapa yang tersakiti di sini?

"Turun"

Aku tersadar dari lamunanku begitu mendengar 1 kata dari Louis. Kami sudah sampai? Kurasa aku terlalu banyak melamun sehingga tidak menyadarinya.

Aku yang sedari tadi menunduk, memalingkan wajahku ke samping namun tidak menemukannya di sana. Dia sudah berdiri di luar dengan angkuhnya sambil bermain dengan ponsel sialannya itu.

Ingatkan aku untuk menginjak ponselnya.

Aku hanya terdiam di mobil, kenapa bajingan ini menjadi mengesalkan?

Tok tok tok

Kaca jendelanya di ketuk oleh Louis. Aku menurunkan kacanya dan menatapnya datar, "Cepat turun. Bahkan Mr. Rob – supir Louis – sudah turun dan kau masih duduk dengan tenangnya di dalam? Apa yang kau harapkan? Aku membukakanmu pintu? Cepat turun dan bawakan semua barang – barangku kemudian susul aku ke dalam. Jangan lupakan fakta bahwa kau adalah asistenku selama beberapa bulan ke depan."

Tanpa memperdulikanku yang masih terkejut, dengan santainya dia melenggang masuk dan duduk di sofa yang berada di lobby.

Aku mendengus kesal dan segera menutup kaca mobil. Mengambil tas selempangku kemudian turun dan langsung meminta bantuan Mr. Rob untuk membuka bagasi mobil.

Begitu bagasinya terbuka mulutku terbuka kemudian tertutup lagi. Sialan, kukira aku hanya memasukkan 2 tas tenteng yang berisi beberapa pakaian ganti untuk Louis. Kenapa sekarang ada 3 tas tenteng, gitar dan 1 ransel di sini?

Aku menatap Louis yang sedang memperhatikanku dari jauh. Tidakkah dia berfikir untuk membantuku? Dia hanya menatapku tanpa ada pergerakan sedikitpun untuk berjalan ke mobil dan membantuku membawa barang – barangnya.

"Mrs. Calder, apa anda perlu bantuan?" Tawar Mr. Rob.

Kuyakin dia kasihan melihatku yang akan membawa barang – barang milik bos tampannya itu.

Aku mengangguk, "Terimakasih jika kau tidak keberatan" Kataku sambil tersenyum. Dia mengangguk dan mengambil 2 tas tenteng dan membawa 1 ransel milik Louis sedangkan aku membawa gitar dan 1 tas tenteng yang entah apa isinya.

Setelah menutup bagasi, aku dan Mr. Rob berjalan bersebelahan memasuki gedung Majalah Flawless.

"Kurasa aku hanya membawa 2 tas tenteng, kenapa tasnya beranak?"

Mr. Rob tersenyum simpul padaku, "Mr. Tomlinson yang memintaku memasukkan semua tas – tas ini. Aku tidak tahu kenapa. Dia hanya bilang tas ini berisi baju - baju, sepatu, dan laptop, buku, dan beberapa barang lain." Jawab Mr. Ro buatku mengangguk.

Jadi dia memang berniat mengerjaiku?

Sesampainya di lobby, Louis sudah berada di dalam lift dan menatapku datar.

"Tunggu!"

Aku berteriak dan setengah berlari namun pintu lift sudah tertutup. Tomlinson sialan!

Aku menunggu di depan lift bersama Mr. Rob dan beberapa karyawan majalah ini.

"Akan dibawa kemana barang – barang ini?" Tanya Mr. Rob.

"Lantai 12"

Setelah pintu lift terbuka, kami segera masuk dan aku menekan angka 12 yang menjadi tujuanku. Sesekali aku tersenyum dan mengucapkan salam ke beberapa pegawai majalah ini yang tentu saja tahu jika aku adalah mantan dari Louis Tomlinson.

Change My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang