23. Prankster

1.6K 235 55
                                    

***

Louis's PoV

"Sore Louis, Eleanor"

Kami hanya tersenyum singkat pada karyawan Modest! yang sedari tadi menyapa. Masih tetap menggenggam tangan El dan menggendong Eloura, aku memencet tombol lift dengan panah ke atas. Setelah terbuka, kami langsung masuk dan aku menekan angka 22 tempat manajemen yang menangani One Direction.

"Bisakah kau lepaskan tanganku?" Kata Eleannor dengan ketus. Aku meliriknya sekilas dan kembali menatap lurus dengan wajah datar. El menarik - narik tangannya yang sedang kupegang hingga akhirnya ia menyerah dan kembali diam karena tidak melihat ada perubahan apapun dariku.

"Terserah" Gumamnya sebelum memasang wajah kesalnya. Jujur dia tampak menggemaskan dengan bibir yang mengerucut, dan wajah yang sedang menahan kesal. Ditambah lagi dengan rambut coklat bergelombangnya yang tersampir indah di bahunya.

Ting

Lift berdenting dan berhenti di lantai 19. Pintu terbuka dan seketika kami tersentak.

"Perrie?"

"Louis? Eleanor?"

Kami bertiga terkejut dan saling melempar tatapan bertanya. Perrie melihat ke arah tanganku yang sedang menggenggam Eleanor dan smirk kecil muncul di bibirnya.

"Ah, I see" Ucapnya sambil masuk. Ia menekan tombol 21 dan kembali menatap kami dengan tatapan menggodanya.

Eleanor bergerak tak nyaman karena salah tingkah sedangkan aku hanya bisa menyembunyikan senyum kecilku.

"Jadi kalian memutuskan untuk kembali? Well, itu bagus. Kalian sangat serasi dan aku mendukung kalian" Perrie terkekeh singkat. Ia mengalihkan pandangannya pada Eloura dan memekik kecil.

"Ah! Eloura! Sini sama aunty cantik" Perrie berteriak dengan excited disertai tawa kecilnya. Dia mengambil alih Eloura dariku dan memeluk anakku dengan gemas. Eloura tertawa senang bertemu dengan salah satu aunty nya itu.

"Kau memang cantik Pezz, but kenapa kau masih jomblo sampai sekarang?" Kata Eleanor diiringi tawa kecilnya yang menggemaskan.

"Dia belum move on, sayang. Jangan menggodanya" Ucapku yang membuat tawa Eleanor pecah. Perrie menatap kami tajam dan memilih untuk mengacuhkan kami.

"Aku akan menculik anakmu jika kalian masih menggodaku" Ancamnya tanpa melihat kami.

Aku dan Eleanor berpandangan singkat dan saling mengangguk seolah mengerti apa yang akan kami lakukan.

"Coba saja jika berani. Aku akan meminta Zayn untuk menebus anakku. Kau pasti akan menyerahkannya dengan senang hati jika yang datang Zayn" Kataku menantangnya.

Perrie kembali menatapku kesal, "Kalian memang serasi. Aku benci kalian" Perrie berpura - pura marah membuat kami tertawa.

Ting

Lift berhenti diangka 21 dan pintu terbuka. "Aku akan membawanya bersamaku, dia aku culik!" Katanya serius.

Sebelum aku membuka mulutku dia tertawa. "Aku bercanda. Aku hanya meminjamnya sebentar, nanti malam akan aku kembalikan karena aku jatuh cinta pada anakmu. Dan lagi, aku merindukannya" Ucap Perrie tanpa memperdulikan aku dan Eleanor yang hendak protes.

Sebelum pintu lift benar - benar tertutup, aku melihatnya mengedipkan sebelah matanya pada kami.

Pintu lift kembali tertutup dan bergerak ke lantai 22. Tepat di angka 22, pintu lift kembali terbuka. Aku dan Eleanor segera keluar .

Change My MindWhere stories live. Discover now