3. a Fans

1.8K 254 16
                                    

***

I wish things could go back to how they used to be.

***

Eleanor's PoV

Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan. Itulah yang kurasakan sekarang.

"Kemana kekasih si bodoh itu?" Aku kembali menyeruput kopiku yang tak lagi panas dengan kesal. Sudah hampir satu setengah jam namun ia belum juga menampakkan wajahnya.

"Hi El."

Aku memutar kepalaku ke belakang ketika kudengar suara yang tak asing lagi di telingaku.

"Bella!"

Aku berdiri dan langsung memeluk kekasih Max itu. Bella tertawa dan membalas pelukanku. Tak butuh waktu lama, aku mengurai pelukan kami dan mempersilakannya untuk duduk di kursi di hadapanku. 

"Lama sekali, dari mana saja kau?" Tanyaku ketus. Bella menatapku malas dan memutar kedua bola matanya.

"Kabarku baik, bagaimana denganmu?" Tanyanya sarkastik. Aku mendengus kesal karena Bella menyindirku.

"Kabarku? Ha! Aku buruk. Duniaku runtuh."

"Whooaa ada apa El?"

Bella menatapku dengan wajah penasarannya buatku menghembuskan nafas panjang.

"Kau tidak ingin pesan dulu?" tawarku.

"Ah kau benar. Tunggu"

Bella membaca buku menu yang ada di meja, ia mengangkat tangan kanannya dan mengisyaratkan pada pelayan di dekat kasir untuk mendekat. Bella menyebutkan pesanannya sebelum pelayan itu pergi. 

"Jadi ada apa?"

Aku kembali menghembuskan nafas panjang ketika menyadari bahwa Bella benar - benar penasaran dengan ceritaku meski kutahu Max pasti sudah menceritakannya.

"Louis," Kataku singkat. 

Oh Tuhan, bahkan menyebut namanya saja begitu berat bagiku.

"Louis? Bukannya dia man-"

"Iya dia mantanku. Berhenti menyebutkan itu," Aku memotong ucapannya dengan kesal.

Seakan menyadari apa yang terjadi, Bella tersenyum lebar dan memasang wajah tak berdosanya buatku memutar kedua bola mataku malas.

"Sorry," Ucapnya menyesal. Aku hanya mengangguk singkat dan meminum kopiku.

"Jadi ada dengannya? Maksudku apa hubungannya denganmu?"

Tepat setelah Bella menyelesaikan pertanyaannya, pesanannya datang. Bella meminumnya sekali sebelum kembali menatapku tak sabaran.

Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sebelum menceritakan padanya dari awal tanpa terlewat sedikitpun. 

For your information, tak ada seorangpun di sekitarku - kecuali The Boys -  yang tahu bahwa hubunganku dan Louis selama 3 tahun itu adalah sebuah sandiwara.

"Oh astaga, jika aku jadi dirimu aku akan memilih terjun bebas dan menjadi lupa ingatan setelahnya," Kata Bella begitu aku selesai dengan ceritaku. 

"Jangan membuatku bertambah stress Bell! Oh Tuhan ak-"

Aku tidak dapat menyelesaikan ucapanku ketika tiba - tiba saja ponselku berdering. Aku melihat satu panggilan masuk dari managerku, Bella dan Max selama dua tahun ini.

Change My MindWhere stories live. Discover now