19. Kiss

1.8K 217 32
                                    

[Edited]

***

I never asked you to let me go, but the truth is you ask me to go

***

"Selamat siang Harry, Zayn, Liam, Niall dan umm... Louis. Aku David, fotografer kalian hari ini. Aku berharap kita semua bisa saling bekerja sama. Ya... Kita semua." Ucap David yang seakan - akan menyindir Louis.

Louis menatap David tajam, "Tentu saja David!" Kata Liam sambil tersenyum.

Louis memuta kedua bola matanya malas. "pencitraan" hal itulah yang berulang kali Louis ucapkan dalam hatinya.

"So, ayo kita mulai!"

David berteriak dengan semangat sambil mengangkat kameranya tinggi.

***

Louis's PoV

Dasar pencitraan!

D(umb)vid sedari tadi mencari perhatian Harry, Niall, Liam dan Zayn. Mulut sialannya itu tak bisa berhenti menyindirku untuk bersikap professional.

"Bagus Liam, aku tahu kau adalah penyanyi yang professional"

David tersenyum pada Liam sambil melirikku. Aku memutar kedua bola mataku malas. Akan lebih baik jika dia meyebut namaku ketimbang menyindirku.

"Setelah Liam, sekarang giliran... Louis. Ya, ayo Louis" Ucapnya sambil menatapku remeh.

Aku berjalan menuju set dengan wajah yang sudah tidak enak dipandang.

Aku benci bajingan ini. Sungguh.

"Louis, are you okay?" Tanya Harry saat aku melewatinya.

"I'm good." Jawabku menyindir David. Orang yang sedang kusindir pura - pura sibuk dengan kameranya.

Dasar pengecut.

Aku memasuki set dan menunggu instruksi dari Sang Fotografer yang masih saja sibuk menggosok lensa kameranya. Dia mengacuhkanku?!

"Bisa kita mulai? Aku bosan di sini" Kataku dengan suara yang nyaring.

David hanya menatapku sekilas kemudian melanjutkan pekerjaan tidak berfaedahnya itu.

"David, jangan buat artisku kesal"

David mengangkat kepalanya mencari sumber suara itu. Apa yang dia lakukan di sini?

"Eleanor"

Aku berdesis pelan menyadari gadisku yang baru saja bicara. Kenapa dia keras kepala sekali? Apa susahnya menurutiku untuk tidak ke sini?

David tersenyum dan berjalan mendekatinya,

"Hi Elea" Katanya sambil tersenyum. The boys menatapku cemasseolah takut aku melakukan hal yang tak teduga.

Kalian tenang saja boys, aku tidak akan memukul laki - laki itu lagi. Kurasa akan lebih menyenangkan jika aku melihatnya mati.

Oh kau berubah menjadi psikopat Louis.

"Bisa kita mulai?! Aku sudah bosan di sini!"

Aku kembali berteriak saat melihat El yang tadinya menegur David malah asik bercanda dengannya. Eleanor menatapku dan memutar kedua bola matanya sebelum mendorong David perlahan.

Untuk apa dia melakukan itu?

David berjalan ke arahku dengan seringainya yang menyebalkan. Dia mau bermain - main denganku? Oh aku akan dengan senang hati mengatur permainan yang ia ciptakan sendiri.

"Baiklah Louis, kita hanya butuh 1 fotomu setelah itu kau bisa keluar untuk berganti pakaian." Ucapnya sambil membidik lensa kameranya padaku. Karena sudah lelah dan muak, aku segera berpose seperti arahannya.

"Baik. Terima kasih semuanya, senang bekerja sama dengan kalian" Ucap David yang mendapat tepuk tangan dari kami - kecuali aku - semua.

Aku berjalan cepat menghampiri Eleanor yang sedang memainkan telepon genggamnya dan menarik pergelangannya.

"Aww Louis pelan - pelan"

Eleanor meringis karena aku menarik pergelangannya cukup kencang.

Membuka pintu ruang ganti, aku segera menariknya masuk dan menutup pintunya.

"Louis, apa yang kau -"

Aku menutup bibirnya itu dengan bibirku. Eleanor memekik kaget dan memberontak karena aku menciumnya dengan kasar. Aku segera mendorongnya ke dinding tanpa melepas ciuman kami dan memenjarakan kedua tangannya di dalam pelukanku sehingga ia tidak dapat memukulku.

Aku melumat bibirnya kasar karena dia menutup rapat bibirnya itu.

"Ah!"

Dia mendesah karena aku mengigit bibir bawahnya. Aku memasukkan lidahku ke dalam mulutnya dan mengabsen deretan giginya tanpa terlewat satupun. Tak lama dia mulai membalas ciumanku. Aku merasakan bibir kecilnya itu mulai ikut melumat bibir bawahku perlahan.

Membuka mata, aku melihat matanya yang terpejam dan tanpa sadar aku melakukan hal yang sama. Aku melonggarkan pelukanku padanya dan memindahkan kedua tangannyake leherku. Tanpa ada penolakan, dia mengikutinya. Beberapa kali ia menarik rambutku saat aku menarik tengkuknya untuk memperdalam ciuman kami.

Perlahan, ciumanku yang tadinya terkesan memaksa mulai mengikuti alur yang ia buat. Ciuman yang tenang dan menghantarkan kasih sayang sehingga aku merasa seluruh beban dan rasa kesalku seolah hilang. Aku menarik bibir bawahnya sebelum menyudahi ciuman kami.

***

Eleanor PoV

Louis menarik bibir bawahku sebelum menyudahi ciuman kami. Tangan Louis yang sebelumnya berada di pinggangku, kini berpindah memenjarakan kepalaku. Masih dengan tatapannya yang tajam, dia menempelkan dahinya dengan dahiku sehingga aku bisa melihat iris biru kelabunya itu.

Aku tahu dia menciumku dengan kasar karena suatu hal. Dia membutuhkan pengalihan. Ya, itu sebabnya aku membalas ciumannya dan memaksa ciuman itu berubah menjadi lembut. Aku melakukan ini karena jujur saja, Louis tampak menyeramkan ketika ia marah. Tak ada maksud lain.

Bersama dengannya selama hampir 4 tahun membuatku hafal dengan semua kebiasaannya.

Aku meletakkan tanganku di pipinya dan mengusapnya perlahan berusaha mengantarkan ketengangan untuknya. Dia memejamkan matanya dan menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan sebelum kembali membuka kedua matanya. Dia memegang tanganku yang berada di pipinya dan ikut mengusapnya seakan memintaku untuk tetap tinggal.

Oh lihatlah, bagaimana aku bisa melepaskannya jika dia masih memaksaku untuk tinggal.

"Lebih baik?" Ucapku pelan. Dia tersenyum tipis dan mengangguk.

"Ya, terima kasih. Aku tahu kau dapat menenangkanku, kau selalu dapat menenangkanku. Aku hanya belum terbisa melihatmu bersama laki - laki lain yang menginginkanmu. Ini seperti aku merasa masih memilikimu walaupun kenyataannya tidak. aku... Aku hanya tidak bisa melepasmu begitu saja"

Aku tersenyum pahit saat merasakan gejolak aneh dalam diriku. Senang, sakit, marah, kecewa. Semua bercampur menjadi satu.

Aku menatapnya dengan tatapan sendu, "I never asked you to let me go, but the truth is you ask me to go" Ucapku sambil melepaskan diri dari kurungannya dan berjalan mengambil pakaian ganti untuknya.

***

Heelloo!! Maafkan aku yang menghilang karena olimpiade sialan. Ya Tuhan gue ampe eneg bngt liat laptop gara2 olimpiade itu. but hey! akhirnya gue balik dan bawa ff ga bermanfaat dengan scene kissing yg failed bngt. yaudahlahya mau digimanain lagi:")

Makasih for everyone yg nunggu ff ini. gue terharry sekali:")

Btw ada yg punya saran untuk next chap? atau ada yg tau next chapnya bakal gmn? Feel free kalo kalian mau message gue xoxo

still 35+ votes and 15 comments buat next chap yap! See you next chap babes

May, 6 2016

[Edited on Oct 10 2016]

Change My MindWhere stories live. Discover now