24. Will you?

1.6K 232 78
                                    

***

"Louis... Apa yang the boys lakukan di sini?" Oh bahkan aku baru sadar akan kehadiran the boys setelah mereka pergi.

Tanpa melepaskan pelukannya dipinggangku, kami berjalan ke lorong lain tempat pegawai management yang membidangi One Direction bekerja. Aku merasa nyaman dalam pelukannya, hingga otomatis tanganku balik memeluk pinggangnya.

"Kami akan menginap di sini, El" Ucap Louis.

Dia melepaskan pelukannya dipinggangku dan menggantinya dengan menggenggam tanganku. Tidak, tidak kasar seperti tadi. Ini lembut, dia melakukannya seolah tak ingin menyakitiku. Dan oh, tentu saja dia melakukannya. Dia tidak ingin pegawai management bertanya yang aneh – aneh mengenai hubungan kami, karena kami – aku lebih tepatnya – akan memilih bungkam ketimbang menjawab. Jujur aku sendiri masih bingung dengan status dengan perasaanku sendiri. Paling tidak untuk saat ini aku berusaha untuk melupakan perasaan yang pernah tumbuh di hatiku, perasaan aneh yang dulu tumbuh ketika aku bersamanya.

"Kenapa?"

"Tidak ada alasan spesifik. Hanya saja kami ingin latihan dengan fokus sebelum memulai tour kami. Management juga meminta kami agar berangkat bersama dari sini." Jelasnya yang disambut anggukan dariku.

"Bagaimana denganmu? Kau juga? Lalu Eloura?" sebut aku sangat ingin tahu karena aku memang penasaran.

"Uumm... Ya, tentu aku menginap. Dan untuk Eloura... Aku akan menitipkan Eloura ke mom nanti malam sampai Brianna tiba dari Amerika. Brianna akan tiba di London sekitar 3 hari lagi dan mungkin ia akan membawa Eloura ke Amerika atau mungkin menatap di London. Itu terserah dia."

Aku kembali mengangguk mendengar penjelasannya.

"Sampai sini saja, Lou. Kembalilah ke lorongmu, aku akan meminta jadwal One Direction dan melengkapi beberapa dokumen untuk keperluanmu selama tour. Apakah asissten Harry, Liam, Niall dan Zayn masih yang dulu?" Tanyaku penuh harap. Oh tentu saja aku banyak berharap agar aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjaku.

"Yap! Baiklah, aku akan kembali. Hubungi aku jika butuh bantuan. Aku mencintaimu" Ucap Louis sebelum mendaratku ciumannya di dahiku. Dia menciumnya cukup lama dan segera kembali ke lorongnya.

Aku menegang sesaat. Dia bilang apa?

"Eleanor!"

Aku menoleh dan senyumku mengembang saat melihat Tiffany – assisten Niall – yang berlari ke arahku dan langsung memelukku erat.

"I miss you so much!" Katanya saat memelukku.

Aku terkekeh singkat, "I miss you too" Balasku sebelum melepas pelukan kami.

"Apa yang kau lakukan di sini? Jadi benar berita bahwa kau kembali bersama Louis?" Tanyanya beruntun.

"Kami berteman. Sekarang aku jadi asisstennya" Ucapku dengan mengedipkan sebelah mataku. Aku langsung berbalik dan meninggalkan Tiffany yang mematung dengan mulut yang terbuka.

***

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kamar Louis. Setelah menyelesaikan semua persiapan untuk keberangkatan Louis ke Toronto, aku memutuskan untuk kembali ke kamar Louis dan bertanya apa rencananya karena dia free sampai besok siang.

"Masuk"

Aku membuka pintu dan melihat Louis yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana boxer. Tetesan air dari rambutnya yang berantakan membuatku yakin dia baru saja selesai mandi.

"Oh El, ada apa?"

Aku menutup pintu dan meletakkan semua dokumen yang kubawa ke meja rias sebelum membanting diriku ke kasur king size milik Louis.

Change My MindUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum