8. Sorry

1.6K 242 26
                                    

Louis's PoV

Berkeliling di kota London pada saat jam pulang kantor memang pilihan yang buruk. Belum seberapa jauh dari rumahku, aku sudah terkena macet yang cukup parah.

"Aku bisa jadi gila jika seperti ini" kataku sambil memijat keningku.

Akhirnya aku ingat ada Starbucks di ujung Belvedere Road. Kurasa itu hanya tinggal 2 belokan lagi dari sini. Aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di Starbucks.

Waktu yang seharusnya kutempuh dalam waktu 15 menit berubah menjadi 30 menit. Setelah memarkirkan mobil dengan benar, aku segera berjalan dan memasuki Starbucks itu.

Aku mengantre dan menyebutkan pesananku dan mencari kursi untuk aku duduk. Tiba - tiba mataku tertuju pada seorang wanita yang duduk sendirian di sudut Starbucks ini. Aku yang merasa mengenali wanita itu segera menghampirinya.

Menyadari kehadiranku, wanita yang tadinya menunduk itu segera menegakkan badannya.

"Louis?"

"Briana? Ini benar kau?" Tanyaku sambil mengambil tempat duduk di depan ibu dari anakku.

"Y-yeah. Ini aku. Apa yang kau lakukan di sini? Mana El?" Tanyanya beruntun. Sebelum kalian bingung, nama panggilan Eloura adalah El. Bukankah sudah kukatakan jika nama anakku gabungan dari namaku dan Eleanor?

"Tenang Bri. Aku sedang pusing dan meninggalkan Eloura bersama The Boys. Kau tahu? Aku harus mengajaknya meeting hari ini. Mengapa kau tidak membawa El? Atau seharusnya kau bilang jika kau akan pergi juga sehingga aku bisa menitipkan El pada adik - adikku" Kataku kesal.

"Maafkan aku. Aku lupa. Aku janji tak akan mengulanginya. Maaf" Katanya lirih.

Lihat, sekarang aku merasa kasihan.

"Tommo!" Aku mendengar barista memanggil namaku.

"Kurasa itu minuman milikku, aku akan mengambilnya sebentar" Kataku di sambut anggukan darinya. Aku mengambil pesananku dan kembali menghampiri Briana kembali.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kukira kau langsung pulang" Kataku sambil meminum Caramel Macchiato milikku.

"Aku baru saja ingin pulang, namun itu semua sirna setelah melihat macet yang seperti ini, aku memutuskan untuk tinggal sebentar. Aku tidak mau jadi gila karena traffic" Katanya buatku tertawa.

Well, Briana adalah sahabatku. Maksudku benar - benar sahabat. Dia menemaniku saat aku sedang stress karena dipaksa putus dengan Eleanor. Briana tahu itu. Dia tahu aku mencintai Eleanor. Dengan baik hati, dia selalu menemaniku ke bar agar aku tidak melakukan hal - hal di luar batas. Namun kenyataannya?

Aku melakukan hal yang tidak seharusnya, aku menghamilinya. Aku sadar aku bersalah membuatnya hamil, merusak masa depannya, menghancurkan nama baiknya. Belum lagi aku menyakiti hati gadis yang kucintai karena hal ini. Aku tahu Eleanor sudah cukup menahan sakit karena mencintaiku diam - diam. Aku tahu dia hanya ingin menjaga hubungan baik kami, namun kenyataannya aku yang merusak itu semua. Betapa brengseknya aku?

"Louis kau melamun. Are you okay?" Tanya Briana memecah lamunanku.

"Yeah I'm fine" jawabku. Dia mengangguk dan kembali meminum minumannya sambil menatap ke luar.

"Bagaimana pertemuanmu dengan Eleanor?" Tanyanya tiba - tiba.

"Eh?"

"Eleanor. Bagaimana pertemuan kalian hari ini?"

"Tidak ada yang istimewa. Hanya saja..."

"Hanya saja apa?" Tanyanya penasaran.

"Dia akan menjadi assistant baruku selama tour kali ini" Kataku membuatnya terbelalak kaget.

Change My MindWhere stories live. Discover now