47. Someone From The Past

1K 148 40
                                    

***
Just because you have a past with someone, doesn't mean that you should have a future with them
***

Louis's PoV

"El?"

Aku masuk ke kamarku dan tak menemukan siapapun di sana. Seketika perasaan khawatir menyeruak dalam hati dan fikiranku.

Bagaimana jika El meninggalkanku? Bagaimana jika El memilih menyerah akan hubunganku dengannya? Bagaimana jika El tak mau mendengar penjelasanku? Bagaimana jika El membenciku?

"Kau memang bajingan, Louis. Kau bajingan!"

Aku memaki diriku sendiri, meneriaki kebodohanku yang melepaskan wanita yang kucinta demi karierku. Apakah akan lebih baik jika aku mundur dari management ini?

Beep

Aku mengeluarkan ponsel dari saku celanaku dan mendapati satu pesan masuk di sana.

From : Rachel

Jadwal di majukan, temui partnermu sore ini jam 4 di Wild Cherry di dekat Charles I Statue

"Oh bisa kah ini menjadi lebih buruk lagi?!"

***

Sudah lima belas menit aku menunggu di Wild Cherry namun partnerku belum juga muncul. Siapa sebenarnya partnerku itu?

"Louis?"

"Oh Tuhan Rachel, kau mengagetkanku"

Rachel terkekeh dan mengambil tempat duduk di depanku. Dia duduk dan meletakkan muffin dan coklat panas di atas meja .

"Aku senang kau datang"

Aku memutar kedua bola mataku kesal karena kutahu seberapa ular wanita di hadapanku.

"Tentu, aku tak akan mengorbankan hati gadisku untuk dihancurkan oleh management. Jadi, apa yang kau lakukan di sini? Aku jengah melihatmu"

"Whooaa... Santai Louis, aku menemanimu di sini. Kau tak perlu mengeluarkan ucapan pedasmu itu untukku"

Aku mengabaikan ucapannya dan memakan kentang gorengku. Kulihat Rachel mengeluarkan ponselnya sebelum menyeruput coklat panasnya itu.

"Ah, nampaknya sebentar lagi dia akan datang. Kau tidak perlu khawatir, dia tahu dirimu. Sangat tahu. aku akan menunggu di luar, lebih baik berjaga – jaga kalau – kalau kau melakukan sesuatu hal yang bodoh. See you later Louis"

Aku mendengus dan memutar bola mataku lagi. Aku lebih tertarik untuk berfikir siapa partnerku kali ini ketimbang melihatnya keluar.

Mengeluarkan ponselku lagi, aku kembali menghembuskan nafas pasrah ketika tak kudapati satupun kabar dari Eleanor. Sebegitu marahnya kah dia padaku?

Aku memutuskan untuk mendiall nomornya walaupun pada akhirnya berujung sama untuk yang ke dua puluh tiga kalinya hari ini. El tidak mengangkatnya.

Hati dan fikiranku semakin kacau dengan dugaan – dugaan yang kususun sendiri

To : El Baby

El, aku tahu aku bajingan,aku tahu aku brengsek. Namun kumohon beri aku kabar, aku tak mendapat kabar apapun darimu hari ini. Aku benar – benar khawatir. Kumohon maafkan aku dan izinkan aku menjelaskan semuanya padamu. Kau kembali ke rumah kan? I love you

Aku memasukkan ponselku kembali ke saku celanaku setelah memastikan pesanku untuknya terkirim. Melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku, aku menghembuskan nafas kesal karena partnerku yang tak bisa tepat waktu ini.

Change My MindDonde viven las historias. Descúbrelo ahora