26. Louis?!

1.9K 231 81
                                    

***

Aku menggeliat kecil saat kurasakan seseorang bernafas di tengkukku. Mengerejapkan mataku beberapa kali, aku baru menyadari bahwa seseorang juga memeluk pinggangku. Aku menolehkan kepalaku ke belakang dan kudapati seorang Louis Tomlinson yang sedang tertidur dengan dengkuran halus yang mengiringinya.

Tanpa sadar aku tersenyum kecil dan membiarkan hal itu terjadi seakan sudah menjadi kebiasaan kami. Aku membalik tubuhku perlahan menjadi menghadapnya dan malarikan jari - jariku mengusap kepalanya, menyingkirkan rambut yang mulai menutupi dahinya.

Louis menggeliat kecil dan mengeratkan pelukannya pada pinggangku membuatku menahan nafas sejenak. Aku tak ingin mengganggunya tidur. Seakan menyadari posisiku yang menghadap dirinya, Louis menarik pinggangku hingga kini kepalaku bersentuhan langsung dengan dada telanjangnya.

Kembali membiarkan hal salah yang terasa benar ini terjadi, fikiranku kembali menerawang pada kejadian kemarin.

Flashback On

Tak ada yang special kemarin, kecuali aku yang bangun dengan kepala Louis yang masih dengan setia bersemayam di lekukan leherku. Aku bangun dengan suasana yang tak dapat kujelaskan, namun yang kutahu hanya perasaan bahagia yang mendominasi.

Tak lama setelah aku terbangun, Louis menggeliat kecil dan matanya perlahan terbuka sehingga aku dapat melihat mata biru kelabunya yang seolah tersenyum menatapku.

"Good Morning, El" Suara serak khas bangun tidur milik Louis kembali menyapa telingaku yang ternyata merindukan suara itu selama setahun.

"Morning. Bagaimana tidurmu?" Aku kembali melarikan tanganku ke rambutnya dan menyingkirkan beberapa helai dari mereka yang terjatuh menutupi dahinya.

"Perfect. Its because when I woke up, the first thing I saw is you" Aku menegang dan kurasakan pipiku memanas. Bagaimana bisa dia membuat pipiku merah sepagi ini?

Louis menarik tanganku dari rambutnya dan membuat wajahnya sejajar denganku sehingga aku dapat melihat dengan jelas matanya itu. Kurasakan tangan Louis merambat ke pipiku dan mengelus pipiku dengan ibu jarinya.

"Kau lucu ketika sedang memerah" Louis terkekeh kecil membuatku semakin memerah.

"Ugh, aku ingin sekali menciummu namun kau belum mempercayaiku. So, lets get up love. Kita punya banyak pekerjaan hari ini" Ujar Louis sambil berdiri. Dia mengulurkan tangannya padaku dan membantuku bangun.

Flashback Off

Aku kembali tersadar dari lamunanku karena aku mengingat kami harus berangkat ke Toronto nanti malam. Kulihat jam yang berada di nakas menunjukkan pukul 5.00 A.M dan itu tandanya Louis memiliki waktu 4 jam sebelum ke kantor Modest! untuk briefing terakhir.

Aku mendongak dan tanpa sadar menghembuskan nafas kecewa karena mata biru kelabu favoriteku itu masih terpejam. Melepaskan kaitan tangannya dengan hati - hati, kulihat Louis mengerang singkat saat pelukannya pada pinggangku terlepas dan kembali tidur dengan memeluk guling. Aku tertawa kecil melihatnya. Lihatlah, bagaimana bisa aku percaya jika dia sudah punya anak jika sifatnya masih seperti ini?

Aku bangkit perlahan dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahku dan menyikat gigi. Setelah selesai, aku keluar dari kamar dan langsung ke dapur untuk membuat sarapan.

Aku membuka kulkas dan kudapati bacon, sosis serta telur di sana. Kurasa aku hanya akan membuat bacon and egg karena aku harus berangkat lebih dulu daripada mereka.

Setelah menggoreng telur dan sosis, aku segera menatanya di piring. Aku mulai menggoreng bacon hingga kurasakan seseorang memeluk pinggangku dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahuku.

Change My MindWhere stories live. Discover now