7. Zayn

1.7K 256 38
                                    

***

Aku mengendarai mobilku ke salah satu café di dekat rumah. Kurasa ini akan menjadi salah satu tempat favoriteku untuk menyendiri.

"Selamat siang. Ada yang bisa saya dibantu?"

"Tolong 1 coklat panas" Kataku sambil tersenyum kecut.

"Baik, silahkan ditunggu" Kata pelayan itu sambil tersenyum padaku.

Aku mengangguk dan berjalan ke tempat yang biasa kugunakan. Aku duduk di sana, membiarkan anganku menjelajahi dunianya sendiri sembari bermain dengan jariku.

Aku kalut, kebahagianku terancam. Ini semua gara - gara si sialan satu itu. Ingin rasanya aku tiban badannya yang kecil itu!

Tak lama minumanku datang. Aku langsung meminumnya yang mana buat lidahku seperti terbakar sekarang.

Lengkaplah sudah. Hatiku panas, otakku panas, dan kini lidahku pun turut panas.

"Jika itu masih kurang, aku bisa membelikannya lagi untukmu."

Aku menoleh ketika kudengar suara berat di belakangku. Aku memalingkan kepalaku ke belakang dan mendapati laki - laki yang sudah hampir setahun ini tak kuketahui kabarnya.

"Zayn?" Tanyaku kaget.

Kenapa anggota One Direction memiliki hobi muncul secara tiba - tiba? Well, walaupun Zayn sudah tidak bersama One Direction lagi, namun tetap saja.

"Hi El. Long time no see," katanya sambil tersenyum.

"Yeah. Silakan duduk," kataku mempersilahkannya.

" Terima kasih." Zayn tersenyum sambil berjalan ke kursi di depanku dan duduk di sana.

"Apa kabar?" Tanyaku.

"Baik. Bagaimana kabarmu setelah bertemu Louis? Kau tahu? Aku merindukanmu, " ucapnya diakhiri tawa.

"Bagaimana kau tahu?" Tanyaku kaget.

"Tidak perlu kaget El. Aku tahu semua yang terjadi di sana. Aku hanya ingin menggodamu." Aku memutar kedua bola mataku kesal, aku benci dengan fakta jika the boys memiliki hobi yang sama. Menjahili orang lain!

"Sialan, kukira kau benar - benar merindukanku." Aku mendengus kesal.

"Memang iya, namun Louis akan membunuhku jika dia tahu aku merindukanmu."

Dia tertawa terbahak - bahak sampai matanya menyipit dan aku hanya menatapnya kesal. Dalam hati aku tak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku melihatnya tertawa lepas seperti ini.

Setelah tawanya reda, Zayn menghapus air mata yang keluar karena tawanya yang terlalu berlebihan. Dia melihat jam yang melingkar di pergelangannya, "Well, kurasa aku harus pergi. Aku hanya lewat dan melihatmu kemudian aku ingin menggodamu," Kata Zayn tertawa.

Sialan.

"Pergi kau," Kataku ketus.

Zayn bangkit dan berhenti di sebelahku, "Sampai jumpa minggu depan El. Senang kau bisa ikut tour kami lagi." Zayn tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku membeku di tempatku dan menatapnya tidak percaya.

"Kau?"

"Sampai jumpa." Dia berbalik dan melambaikan tangannya padaku. Kemudian berjalan santai tanpa memperdulikan aku yang keheranan.

Baik, apalagi ini? Terlalu banyak yang terjadi hari ini dan kurasa aku tidak sanggup menerima kejutan lagi.

Aku memutuskan untuk membawa minumanku dan pergi dari café ini untuk segera kembali ke rumah.

Change My MindМесто, где живут истории. Откройте их для себя