56. The Letter

903 136 44
                                    

***
If you loves it, let it fly.
If it loves you, it will come back.
***

[Sorry for typo(s)]

Louis' POV

Begitu menghentikan mobilku di depan rumah, tanpa fikir panjang aku langsung turun dan berlari masuk ke dalam rumah. Aku merasakan jantungku berdetak begitu cepat seakan memompa darah lebih cepat daripada biasanya.

"El?!" Aku berteriak dan tak mendengar jawaban apapun.

"Louis -"

"Harry, dimana El?" Aku menghampiri Harry yang keluar dari dapur dengan segelas air ditangannya.

"She left, mate," jawabnya dengan suara parau.

"Its not funny at all! Tell me, you bastard!" Aku berteriak padanya. Harry hanya diam, dia hanya menatapku iba yang semakin membuatku takut jika ini nyata.

"Louis, tenang."

Bagaimana mungkin aku bisa tenang jika aku mendapat kabar bahwa kekasihku meninggalkanku begitu saja?!

"AARGHHH!!!"

"Louis..."

"She is not leaving! She. Is. Not. Leaving! Dia berjanji! Dia telah berjanji padaku!"

"Lou -"

"El! Eleanor! Kamu dimana sayang? Ini tidak lucu"

Aku mengabaikan Harry dan memilih berlari ke kamarku, membuka lemari pakaian kami dengan harapan bahwa aku masih menemukan pakaiannya di sana.

Hatiku mencelos ketika aku tak menemukan satupun pakaian atau barang miliknya di sana.

"No, no! Ini hanya lelucon kan? El?! Eleanor! Sayang!"

Tak ada jawaban. Hal ini mulai membuatku muak.

Aku bergegas ke kamar tamu ketika kuingat bahwa beberapa hari terakhir ia tidur di sana. Namun semua harapanku pupus begitu saja karena aku tak menemukan sedikitpun jejaknya ketika aku membuka pintu kamar tamu.

Aku mulai kalut, ponsel yang sedari tadi terus kugunakan untuk menghubunginya pun tak memberi hasil apapun padaku.

Bagaimana jika ia memang benar - benar pergi?

"Briana," gumamku pada diriku sendiri. Terfikir dalam benakku jika Briana pasti tahu tentang kepergian El. Maka dengan segera, aku membawa kakiku berlari ke kamarnya.

Aku membuka kamar Briana dan tak mendapati siapapun di sana. Tidak Briana, tidak Eloura.

"Briana! Eloura! Kalian dimana?"

Aku membuka lemari pakaian miliknya dan tak menemukan satupun pakaian Briana dan Eloura di sana.

Apa dia juga membawa anakku? Ini tidak adil!

"Briana! Ini tidak lucu!"

Aku memilih kembali ke kamarku dan berharap jika El meninggalkan sesuatu untukku. Paling tidak, sesuatu yang dapat menjadi clue bagiku untuk mencarinya.

"El, kau dimana sayang? Kumohon ini hanya lelucon yang kau buat untuk menghukumku. Kau tidak benar - benar pergi, bukan?" Gumamku sendiri. Tanpa kusadari aku kembali menangis, aku kembali membiarkan air mata mengalir turun membasahi wajahku.

Change My MindWhere stories live. Discover now