62. Terjebak

138 20 0
                                    

"SALAH LO ITU BANYAK ARA!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"SALAH LO ITU BANYAK ARA!"

🍓🍓🍓

Btw, kalo aku nanti buat sequel gifara kalian mau baca ga?

Yu vote dulu🤗

Ara membuka matanya perlahan. Kepalanya sangat pusing, pandangan nya masih sangat buram. Yang pertama ia lihat adalah dirinya yang diikat dan teruduk di sebuah bangku tua. Ia berada di ruangan yang besar namun sangat gelap. Saat dirinya hendak bicara, ia baru tersadar, mulutnya tersumpal sebuh kain.

Ia meringis, saat ingin melepaskan tangan nya yang diikat melingkar ke belakang, justru malah menggores lengan nya. Butiran debu yang masuk ke hidung nya membuat dirinya bersin berkali-kali.

"Tolong.. " batinnya meringis.

Ara kembali berusaha untuk membuka ikatan itu, memberontak sekuat mungkin, namun hasil nya nihil. Ikatan tangan nya tak terlepas, justru malah membuat tangan nya semakin terluka.

"Argh..." Ara kembali meringis kesakitan. Sepertinya goresan tangan nya semakin parah, belum lagi bulir keringat nya yang membuat luka nya sangat perih.

Prok prok prok

Ara menengok ke sumber suara. Di ambang pintu, ada seorang wanita yang sedang betepuk tangan dengan seringai di bibir nya. Ara menyipitkan matanya, matanya yang memang minus tidak bisa melihat orang dalam jarak jauh.

"Sudah bangun? Gimana tidurnya tadi, nona Ara?"

"Nyenyak?"

Walaupun Ara belum melihat dengan jelas, siapa wanita itu... Tapi Ara sepeetinya menengalnya dari suara. Suara itu seperti tak asing lagi di indera pendengaran nya. Namun, ia lupa suara siapa itu.

"Ah sepertinya belakangan ini hidupmu sangat tertekan. Tentu kamu tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bukan begitu, Ara?"

Ara melihat ke bawah, memperhatikan jenjang kaki putih mulus itu mulai mendekat ke arah nya. Hanya ada cahaya dari atap yang bolong saja, sisanya hanya gelap. Ara tidak bisa melihat jelas wajahnya. Ia hanya bisa melihat bagian bawah saja.

Tuk tuk tuk

Suara langkah kaki wanita itu semakin mendekat. Jantung Ara berdegup lebih kencang. Beberapa pertanyaan terus memutari otak nya.

Siapa? Siapa pelakunya?

Dan, mengapa? Mengapa dia melakukan itu pada Ara?

Dua pertanyaan itu yang dominan memutari otaknya. Ara semakin memberontak saat suara langkah itu sudah sangat dekat dengan dirinya.

"Kenapa kamu diam saja Ara? Apa kamu bisu? Atau, jangan-jangan kamu tuli, jadi tidak bisa mendengar suara ku?"

Ara terlonjak kaget saat pandangan nya beralih dari kaki wanita itu menuju wajahnya. Dan ya, Ara bisa melihat wajahnya dengan sangat jelas saat ini. Wanita itu sengaja mendekatkan wajahnya dengan wajah Ara.

Gifara [END]Where stories live. Discover now