43. Teman

218 32 6
                                    

"Darimana Alex tahu rumah gue?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darimana Alex tahu rumah gue?"

🍓🍓🍓

Jangan lupa vote setelah baca:))

Bagas melangkahkan kakinya terburu-buru. Setelah sekian lama ia mengantri di sebuah toko kue, akhirnya ia kembali ke rumah sakit. Bukan tanpa alasan laki-laki itu pergi ke toko kue. Tapi karena Ratu yang memintanya untuk membeli bolu caramel kesukaannya. Mau tak mau, Bagas harus menurutinya, daripada ia harus kehilangan adik kecilnya itu.

Ratu memang sudah sadar sejak satu setengah jam yang lalu. Dokter bilang, Ratu terkena tifus. Gadis itu kelelahan, mungkin karena dia terlalu sibuk dengan ekstrakulikuler yang diikuti nya disekolah. Ratu mengikuti beberapa ekstrakulikuler, seperti pramuka, paskibra dan juga band.

Walaupun mereka sering bertengkar. Tapi Bagas sangat menyayangi Ratu. Rasa sayang nya sama besar seperti ia menyayangi Ara. Jika salah satu diantara mereka merasakan sakit, pasti Bagas juga akan merasakannya.

Ikatan Bagas dan Ratu begitu kuat. Walaupun, terkadang mereka berdua sering kali berdebat hanya karena hal kecil. Tapi percayalah, Ratu dan Bagas saling menyayangi. Mereka sama- sama keras kepala dan juga gengsi.

Setelah keluar dari lift, Bagas bergegas pergi ke kamar inap Ratu. Adik kecilnya itu pasti sudah menunggunya. Tidak, lebih tepatnya mungkin menunggu bolu karamel kesukaan nya datang.

Karena tidak memperhatikan jalan, Bagas menabrak seseorang. Membuat obat-obatan yang dipegang orang itu berjatuhan karenanya.

Bagas berjongkok, membantu mengambil obat-obatan itu. "Sorry, gue gak sengaja," katanya, lalu mendongak melihat orang yang baru saja ia tabrak tadi.

Matanya menyipit bersamaan dengan dahinya yang berkerut. "Kak Bagas!" seru orang itu semangat saat mata mereka bertemu.

"Lo, ngapain ada disini?" tanya nya sedikit sinis.

Orang itu mendengus. "Ini kan tempat umum kak, siapa aja bebas mau datang kesini."

"Iya juga sih." Bagas mengangguk membebarkan perjataan orang itu.

"Kakak sendiri ngapain disini? Siapa yang sakit?"

Bagas menatapnya lekat lawan bicaranya, dengan mata yang memicing. "Gak usah kepo!" tukas Bagas tajam.

"Kakak masih marah sama aku?" Suara nya mendadak sendu. Memang sedikit sulit untuk mendapatkan hati Bagas. Makanya, sampai saat ini status jomblo Bagas belum tergantikan.

"Maafin aku ya kak, kalau tadi pagi aku terkesan terlalu agresif. Aku tahu cara yang aku pakai buat deketin kakak itu salah, tapi aku gak akan begini kalau kakak sendiri ngasih harapan ke aku."

Bagas menoleh, "harapan apa sih Sandra? Gue bahkan gak pernah ngasih ruang di hati gue untuk lo. Walaupun hanya sedikit, tapi gak akan pernah gue lakuin, San."

Gifara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang