36. Hamil?

398 37 9
                                    

"Ra, kayanya gue bunting deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, kayanya gue bunting deh. Lo mau kan halalin gue?"

🍓🍓🍓

JANGAN JADI SILENT READERS, VOTE DAN KOMEN SEBANYAK- BANYAKNYA!

Karena vote dan komen dari kalian, sangat berarti buat aku:(

Happy reading:)))


Laki-laki bertubuh tegap itu memilih duduk di bangku sebuah taman. Lalu meletakkan beberapa kantung belanjaannya. Ya, dia baru saja selesai membeli beberapa susu. Karena di acara pesta Nisa, mereka kekurangan bahan susu. Mau tak mau ia harus menurutinya.

Sembari menikmati minuman kemasan kopi yang dingin, Bagas memperhatikkan sekitar. Tempatnya begitu nyaman dan sejuk. Ada beberapa pasang sejoli yang sedang kencan, ya pikirnya. Dan Bagas terseyum miris saat hanya dirinya yang datang ke tempat ini sendirian.

Saat sedang sibuk memperhatikkan sekitar, dirinya tersedak minuman yang sedang ia minum. Matanya terbrlak saat melihat sepasang sejoli yang berjarak tak jauh dari tempatnya sekarang.

Dan yang membuatnya tersedak adalah, orang itu Reynand dan Ara. Bagas menyipitkan matanya, lagi-lagi ia membuka matanya lebar-lebar lalu menguceknya, berusaha memastikan bahwa ia tidak salah orang.

"Itu Ara sama Reynand lagi ngapain?"

Bagas kembali menyipitkan matanya, ketika ia melihat apa yang mereka lakukan. Bagas membuka mulutnya lebar-lebar.

Ia melihat mereka sedang... bercumbu? Benarkah?

Sebenarnya Bagas sedikit ragu, karena Bagas menyaksiskan nya dari belakang. Tapi Bagas berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Dan sudah pasti ia tidak salah lihat, karena matanya masih normal. Tapi apakah benar mereka melakukan 'itu' ditempat seperti ini?

Matanya memanas saat wajah mereka berdua sepertinya semakin mendekat. Tunggu, kenapa lagi-lagi harus Bagas yang merasakan sakit?

"Brengsek!"

Bagas mengepalkan tangan nya kuat-kuat, lalu memukulkan nya pada sandaran kursi taman itu. Tak peduli dengan beberapa pasang mata yang memperhatikannya. Dengan napas yang memburu Bagas pergi dari taman itu dengan emosi yang memuncak. Bahkan ia sampai melupakan belanjaannya.

Sebelum memakai helmnya, Bagas melirik ponselnya yang terdapat beberapa notifikasi yang masuk dari Gladis, ibunya dan juga Nisa. Ia mengabaikan notifikasi itu, dan beralih pada aplikasi telepon, dan mengetikkan nama sahabatnya disana.

"Halo bro, posisi dimana?"

"Dirumah, ngapa cuy?"

"Temenin gue sekarang juga!"

"Mager gue, lagi mabar sama ni cunguk satu. Mau kemana sih emang? Tumbenan amat minta temenin gue."

"Ke dragonfly, gue tunggu disana."

Gifara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang