49. Phobia

158 27 2
                                    

"Gak semua rasa, harus terbalaskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gak semua rasa, harus terbalaskan."

🍓🍓🍓

Gimana, sampai sini udah bisa tebak siapa pelakunya?

Menurut kalian siapa?

Jangan lupa vote:)))

Ara hendak mengambil baju seragam nya di loker. Sekitar lima belas menit lagi jadwal pelajaran olahraga akan segera selesai. Pak Boma memang sengaja memberikan waktu yang lumayan lama untuk mereka berganti pakaian dan bersiap-siap untuk pelajaran berikutnya.

Dengan langkahnya yang sedikit santai, Ara menyusuri koridor yang cukup ramai untuk sampai ke tempat loker yang cukup jauh dari lapangan. Di keramaian seperti ini Ara merasa kesepian. Biasanya, kemanapun Ara pergi pasti akan ada Mira yang menemaninya. Tapi keadaan nya sudah berubah.

Ara sudah sering meminta maaf pada gadis itu. Tapi Mira justru mencaci makinya di hadapan banyak orang. Ara tahu dan ia juga sangat paham, Mira kecewa dengan nya. Tapi... sampai kapan keadaan nya akan terus seperti ini?

Sampai kapan ia harus menganggung akibat dari kesalahpahaman ini. Bahkan ia tak pernah melakukan apa yang dituduhkan Mira.

Ara menghela napasnya, berusaha untuk tersenyum dan menganggap semuanya akan baik-baik saja. Mungkin, ia yang terbaik untuknya.

"Eh emang bener ya? Tadi siang si Bagas pingsan gara-gara di dorong si Ara?"

"Gue denger-denger dari grup angkatan sih katanya iya."

"Gila! Parah banget sih, padahal Bagas udah baik banget loh sama Ara."

"Namanya juga cewek magadir ya maklumin aja sih ya."

"Ih sok cantik banget sih. Mentang- mentang banyaj yang suka sama tuh anak, dia jadi bersikap seenak nya sama cowok."

"Gue juga gedeg! Tapi gue yakin sih, setelah ini cowok-cowok malah ilfeel sama tuh anak."

Ara masih bisa mendengar cacian dan makian dari siswi lain. Tapi ia tak marah, semua orang punya pandangan yang berbeda. Jadi, Ara bisa memaklumi.

Ia kembali menghela napasnya dengan berat. Lalu berusaha tersenyum kepada segerombolan wanita tadi yang membicarakan nya. Tapi justru mereka semua menatap Ara sinis dan langsung pergi dari sana.

"Semangat Ra, lo kuat!" ujarnya menyemangati diri sendiri.

Mata Ara beralih dari segerombilan wanita tadi pada loker nomor 5 miliknya. Ia mengerutkan dahi saat melihat kotak dengan pita berwarna merah muda yang berada di dalam sana.

Ia mengambil kotak itu, lalu membolak-balikkan nya.

"Dari siapa nih? Gak ada nama pengirim nya," gumam Ara.

Gifara [END]Where stories live. Discover now