66. Hancur

165 20 3
                                    

"I know it's hard for you, but it's me, not Bagas,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I know it's hard for you, but it's me, not Bagas,"

🍓🍓🍓

Hai, sudah lihat trailer gifara?

Kalau belum, lihat dulu ya di part sebelumnyaa. Terimakasih❤

Dari kejauhan Ara sudah lemas saat melihat sebuah gundukan tanah yang masih merah dengan taburan bunga di atasnya. Ya, pemakaman itu masih baru.

Ara berjalan dengan tertatih. Setiap langkahnya adalah saksi bisu rasa sakit dan hancurnya hari ini. Setiap tetes air mata yang turun saat ini adalah tanda bahwa hatinya benar-benar sangat perih. Raganya benar-benar sangat hancur. Bahkan jika saja Ara dapat memilih, ia tidak ingin berada di posisi ini. Dimana ia melihat orang yang ia sayang pergi untuk selama-lamanya dan tak kan pernah kembali. Dimana ia harus menguatkan dirinya sendirian.

Ara tak kuasa menahan tangis saat sudah berada di hadapan gundukan tanah itu. Tubuh Ara langsung terjatuh tak terima bahwa yang berada di dalam sana adalah Bagas. Orang yang selama ini Ara cintai.

Ara memukul dadanya berkali-kali. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas hilang dan perginya Bagas. Seolah ia adalah orang pertama yang menjadi tanggung jawab atas hilang dan perginya Bagas. Ya, semua ini salahnya.

Seketika bayangan-bayangan masa lalu muncul di benaknya. Membuatnya semakin rindu atas kenangan-kenangan lama yang kembali teringat. Kenangan-kenangan yang semakin membuatnya tak terima dengan semua kenyataan pahit ini.

"Kalau lo disuruh milih, lo akan milih orang yang selalu ada buat lo, atau orang yang selalu berkorban untuk lo?"

"Gue pilih opsi yang kedua,"

"Kalau gitu, gue pergi."

"Kenapa harus pergi?"

"Karena yang lo pilih dia, bukan gue. Gue capek, Ra, gue capek berjuang sendirian."

Ara menggelengkan kepalanya. Kenangan itu kini menjadi kenyataan yang menyakitkan. Bahkan sangat sulit untuk dirinya bisa menerima semua ini.

"Lo udah capek berjuang ya Gas? Makanya lo pergi secepat ini..."

"Gue kira, omongan lo hari itu hanya lelucon. Ternyata lo benar-benar membuktikan bahwa lo capek. Lo udah capek berjuang..." lirihnya

Ara mengusap batu nisan yang sepertinya sudah Mira ganti. Ia memeluk erut batu nisan itu seolah itu adalah jelmaan dari Bagas yang bisa hidup kembali.

"Gas, jangan dulu pergi. Gue gak sanggup kehilangan lagi..."

"Pertama Axelle, kedua Reynand, dan sekarang lo juga ikutan pergi. Kalau kalian semua pergi, gue ama siapa Gas?"

Gifara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang