Pesan

67 10 2
                                    

Ra, andai saja waktu bisa diputar kembali, mungkin aku takkan pernah membantu Fani dalam misinya yang berpura-pura hamil. Mungkin, semua ini takkan terjadi Ra. Hal yang sangat sangat aku takuti dalam hidupku, mungkin takkan terjadi, yaitu kehilangan kamu Ra.

Andai saja hari itu Fani tidak bercerita dan meminta bantuan ku untuk menikahi nya karena ia hamil dan Axelle yang tak mau bertanggung jawab mungkin semua ini takkan terjadi.

Dan, andai saja aku tak pernah kenal dengan sosok Fani, mungkin semua ini takkan terjadi.

Dan, andai saja Axelle dan Fani tidak pernah bertengkar di hari itu. Mungkin Axelle masih bersama kita. Dan mungkin jika tidak ada kejadian itu, kita masih bersama sampai detik ini Ra.

Tapi Ra, tuhan berkata lain. Tuhan sudah punya rencana yang lebih indah dari ini. Bahkan kehilangan Axelle mungkin adalah skenario terburuk dalam hidupmu Ra. Tapi, mungkin saja itu adalah skenario indah dari tuhan.

Dan mungkin saja, kejadian Axelle bukanlah kejadian satu-satunya yang membuatmu hancur sehancur-hancurnya.

Karena, bisa saja di detik berikutnya kamu akan kehilangan aku, Bagas, atau mungkin teman-temanmu Ra. Karena kita tidak pernah tahu siapa yang akan pergi dan siapa yang akan datang untuk menggantikan.

Ra, beberapa waktu lalu, Fano, cinta pertama mu itu menelpon ku. Dia mengabariku untuk menanyakan kabarmu.

Dia bilang, dia tidak mau langsung menelponmu, karena kamu pasti langsung memarahinya. Karena sudah lama sekali kalian tidak berkomunikasi, bukan?

Aku tahu Ra. Aku tahu, aku hanyalah pelampiasan mu. Pelampiasan dari rasa kecewa dan juga rindumu terhadap Fano. Karena orang yang sejak dulu sampai sekarang kamu cinta adalah Fano dan hanya Fano.

Bahkan cerita ini sebenarnya adalah cerita tentang kerinduan terhadap Fano. Cerita ini hanya tentang kalian berdua. Bahkan, aku, Bagas, dan Bang Axelle hanya pemeran figuran dari ceritamu. Bukan begitu, Ara?

Aku tak masalah, jika kamu hanya menganggapku sebagai pelampiasan saja. Justru, aku sangat berterimakasih kepadamu. Karena, sejak aku mengenalmu Ra, aku tahu rasa cinta yang sesungguhnya. Aku tahu apa itu ketulusan.

Terimakasih Ra. Terimakasih karena sudah pernah mampir di hidupku yang sangat monoton ini. Terimakasih sudah menjadi seseorang yang spesial dalam hidupku. Terimakasih telah menjadi orang pertama yang aku sayang, mungkin lebih tepatnya adalah satu-satunya orang yang aku sayang.

Oh iya Ra. Sepertinya Bagas menyukai mu sejak lama. Hanya saja, dia tidak bisa mengungkapnya langsung kepadamu. Entahlah, dia terlalu payah untuk hal itu. Untung saja aku lebih berani dan gentle dibandingnya, jadi aku bisa memilikimu walau hanya sesaat.

Ra, aku pamit. Walaupun aku tidak tahu kapan aku akan mati. Tapi, bisa saja aku mati besok, atau mungkin lusa. Jadi kubuatkan surat yang cukup panjang untukmu ini, untuk berjaga-jaga jika aku akan meninggal besok Ra.

Sudah ya Ra, lama-lama tanganku pegal karena menulis terus-terusan. Ternyata, aku sama cupunya dengan Bagas, karena tak berani mengatakan ini secara langsung.

Jaga kesehatamu Ra, jangan sampai sakit. Have a nice day!

-Dari Reynand, pangeran tampan mu yang sesungguhnya wkwk

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gifara [END]Where stories live. Discover now