46. Kenangan

180 35 4
                                    

"Dimana-mana tuh kalau jlan pakai kaki, bukan pakai mata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dimana-mana tuh kalau jlan pakai kaki, bukan pakai mata."

***

Vote dulu yaa:))))))

Pagi ini Ara memutuskan untuk datang lebih awal ke sekolah, karena piket kelas. Selain itu juga ia harus mengurus pendaftaran untuk ekstrakulikuler musik, karena memang ini tahun ajaran baru.

Karena Ares sibuk, Ara memilih untuk naik angkutan umum. Keluarganya, memang belum menemukan supir baru hingga saat ini, supir lama mengundurkan diri dengan alasan ingin menjaga anaknya yang sakit-sakitan. Ya, mereka belum pengganti. Karena saat ini sangat sulit untuk mencari supir yang bisa dipercaya.

Biasanya, jika Ares tidak sempat mengantar Ara sekolah, Bagas yang akan mengantarnya. Tapi entahlah, belakangan ini Bagas selalu sibuk. Ara juga tidak tahu ia sibuk dengan urusan apa. Sepertinya, sibuk bermesraan dengan adik kelas yang mulutnya seperti mercon itu.

Dan soal Reynand, Ara sudah tahu. Laki-laki itu sangat sibuk mengurus OSIS. Seperti yang dikatakan diawal, karena ini tahun ajaran baru, sudah pasti banyak yang mendaftar OSIS. Jadi, Ara segan walaupun hanya meminta Reynand untuk menjemputnya.

"Xaveirus ya Pak," kata Ara pada sopir angkutan umum tersebut.

"Siap neng!" sahutnya.

Di pertigaan sana, supir itu menghentikkan angkotnya. Ara dengan cepat membayar ongkosnya, tak lupa juga mengucapkan terimakasih pada sang supir. Setelah itu, ia bergegas turun dari angkutan umum.

Pagi ini jalanan sangat sepi, jadi Ara tidak perlu bersusah payah untuk menyebrang jalan. Karena memang posisi sekolahnya berada di sebrang pertigaan.

Hanya butuh waktu beberapa menit untuk sampai di koridor kelas. Ara berjalan sembari membawa setumpuk kertas formulir ditangan nya. Ya, formulir pendaftaran.

"Hm, gue mau bilang, pagi ini lo cantik banget. Besok-besok gak usah dandan kalo kesekolah. Lo tau sendiri kan mata cowok disini suka pada jelalatan," sayup-sayup Ara mendengar suara itu. Tapi ia tak peduli.

"Iya Kak. Besok-besok aku gak gini lagi. Kakak juga ganteng loh pagi ini, aku jadi makin suka deh."

"Pagi ini doang nih? Berarti biasanya gue gak ganteng?"

"Enggak, menurut aku, kakak setiap hari ganteng, pake banget."

"Ah kamu bisa aja. Emang sih, gue udah ganteng dari lahir."

Karena tidak fokus dengan jalan didepannya. Akhirnya Ara tersungkur ke lantai membuat beberapa kertas yang ia bawa tadi berserakan. Ara mendengus, lalu mendongak melihat siapa yang dengan sengaja menabraknya.

"Loh Kak Ara?" Sandra menatap seragam putih nya yang sudah kotor terkena tumpahan milkshake karena tadi menabraknya.

"Kakak kalau jalan pake mata! Lihat nih seragam aku kotor gara-gara Kakak!"

Gifara [END]Where stories live. Discover now