17. Karnaval

453 74 12
                                    

"ANJIR! BIBIR GUE UDAH GAK PERAWAN! HUAA, BUNDAAAAA!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ANJIR! BIBIR GUE UDAH GAK PERAWAN! HUAA, BUNDAAAAA!"

🍓🍓🍓

Follow ig @ahmalissa_putri
@gifara_official

Jangan lupa vote setelah baca!

"Makanya kalau jalan itu lihat-lihat. Masih aja ceroboh kaya dulu." laki-laki itu duduk di samping gadis yang sedang meringis kesakitan. Nafasnya sedikit tersenggal-senggal, karena mungkin ia berlari dari apotek sampai sini, untuk membeli obat merah.

Ia menuangkan botol obat yang bertuliskan betadine itu ke atas kapas, lalu sedikit menekan pada bagian luka yang ada di lutut gadis itu. Ara tersenyum sumringah, saat Reynand bantu untuk menolong nya.

Sebenarnya, Ara datang ke taman ini untuk jogging, namun sepertinya ia lupa mengikat tali sepatunya dengan benar, hal itu membuat Ara tergelincir karena ulahnya sendiri. Namun sepertinya ia sangat beruntung saat ini. Yang pertama, ia bisa melihat wajah Reynand yang rasanya makin lama, makin tampan. Yang kedua, ia bisa duduk bersanding dengan laki-laki itu setelah sekian lama. Yang ketiga, lukanya di obati oleh Reynand. Yang keempat, REYNAND MENATAPNYA! Ah sungguh, hari ini adalah hari keberuntungan nya.

"Kenapa senyum-senyum gitu?" Reynand membuang kapas itu asal, lalu menatap gadis yang kini masih menunjukkan cengiran kudanya.

"Kamu makin ganteng."

"Eh," Ara menutup mulutnya dengan kedua tangan nya, ketika ia sadar apa yang baru saja ia ucapkan.

Reynand terkekeh, lalu mengacak gemas rambut Ara. Hal itu membuat Ara tersentak dan melongo menatap Reynand yang berlaku manis kepadanya.

"Maaf," ucap Ara sembari menatap Reynand dalam.

Reynand menangkat salah satu alisnya, "buat?" tanya Reynand.

"Karena selalu repotin kamu," Ara mendengus pelan. Pasti Reynand akan marah besar, karena Ara selalu saja mengganggu laki-laki itu. Ara hanya takut, jika Reynand bersikap kasar seperti sebelum-sebelumnya yang laki-laki itu lakukan.

Berbeda dengan apa yang ada di benak Ara, laki-laki itu justru mencubit gemas pipi Ara, membuat nya merah seperti kepiting rebus dalam waktu sekejap.

Reynand mengehembuskan nafasnya dari mulut, rasanya hari-hari nya terasa berat, di tambah lagi ia yang memilih untuk menjauhi gadis itu. Mungkin, itu bukanlah keputusan yang tepat, namun dengan begitu Reynand pikir akan dengan mudah laki-laki itu bisa melupakan kenangan bersama gadis ceria di samping nya. Dan dengan begitu, Ara tidak akan terluka lebih dalam lagi karena nya.

"Aku yang harusnya minta maaf," lirih Reynand.

Ara mendongak, menatap wajah Reynand yang sepertinya banyak sekali beban yang harus ia jalani. Namun Reynand tetap lah Reynand, laki-laki itu tidak akan menceritakan segala masalahnya kepada Ara, semua apapun gadis itu mencoba melakukan nya. Ara mengerutkan dahinya, "kenapa kamu bilang gitu?"

Gifara [END]Where stories live. Discover now