20. Amarah

495 65 21
                                    

"Hari ini, lo cantik banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini, lo cantik banget. Mau gak jadi pacar gue?"

🍓🍓🍓

Follow ig @ahmalissa_putri
@gifara_official

Jangan lupa vote setelah baca!

Ara menekan bel itu terus menerus. Namun, tidak ada satu orang pun yang keluar dari rumah itu. Biasanya, pasti Ara akan mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari keluarga ini. Kecupan, dan sentuhan lembut di rambutnya.

Tapi itu hanya dulu, mungkin sekarang keadaan nya sudah berubah. Tidak ada lagi sosok paruh baya dengan paras cantik nan jelita. Hari Minggu ini, Ara memutuskan untuk berkunjung ke rumah Reynand, dulu itu menjadi rutinitas gadis itu.

Ara mendengus pelan, sudah hampir satu jam ia berdiri di depan pintu. Apa Reynand sebenci itu kepadanya? Sampai laki-laki itu tidak membukakan pintu untuk dirinya lagi.

"Assalamu'alaikum tante, ini Ara." Ara beralih dari bel menuju pintu rumah itu lalu memukul nya keras-keras.

"REYNAND! REYNAND!"

"Reynand main yuk!"

"Reynand marah ya sama Ara? Kok gak mau bukain pintu buat Ara sih? Ara pegel tahu Rey."

Ara mendengus pelan, lalu menatap nanar ke arah pintu. Apa ini tanda sebagai akhir dari segalanya?

"Orang nya gak ada kali Min, pulang aja yuk, panas nih." Bagas tidak turun dari motor, tangan nya sibuk mengibaskan wajah nya yang mulai bercucuran keringat.

"Gue mau nunggu disini aja."

"Mau sampe kapan hah? Kita udah nunggu satu jam, Miniii!"

"Ayo balik." lanjut Bagas turun dari motornya, lalu menarik pelan lengan Ara.

Ara menepis lengan Bagas. "Lo aja sana balik duluan!"

Bagas mendengus, lalu ikut duduk di samping gadis itu, "lo berangkat bareng gue! Jadi pulang nya juga harus sama gue."

Ara menatap tajam Bagas karena kesal, sejak tadi Bagas selalu risih meminta pulang. Namun ara bersikukuh untuk menunggu Reynand sampai membuka pintu rumahnya.

"Yaudah lo diem gas elpiji! Berisik mulu daritadi," omel Ara pada Bagas.

"Ya gimana gue bisa diem?! Panas tahu, bisa-bisa muka gue yang tampan ini jadi gosong kek wajan nya pabud!"

Ara bergidik ngeri, "ganteng juga enggak," ucap Ara pelan.

Bagas mengangkat satu alisnya, lalu mendekatkan telinga nya ke arah wajah Ara, "hah? Lo ngomong apa barusan?"

Ara menggelengkan kepalanya cepat, "enggak! Gue gak ngomong apa-apa."

Bagas hanya mengangguk, lalu menatap Ara lekat. Apa tidak ada sedikit ruang di hati Ara untuk dirinya? Bagas sedikit tertawa renyah. Untuk masuk menyelinap kedalam hati gadis itu saja mungkin tidak akan pernah bisa. Apalagi untuk menetap disana?

Gifara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang