35. Club

365 44 8
                                    

"Jangan pergi Min, gue belum sanggup kehilangan lo

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Jangan pergi Min, gue belum sanggup kehilangan lo."

🍓🍓🍓

JANGAN JADI SILENT READERS, VOTE DAN KOMEN SEBANYAK- BANYAKNYA!

Karena vote dan komen dari kalian, sangat berarti buat aku:(

Happy reading:)))

Baru saja Ara duduk di kursi tamu yang disediakan di rumah Nisa. Tangan kecil itu kembali menarik lengan nya. Ara sedikit mendengus, padahal ia ingin menikmati alunan musik itu. Dirinya pasrah mengikuti kemana Nisa mengajaknya.

"Ayo Kala, katanya, Kala, pengen makan pie stawberry."

Mendengar kata pie strawberry, wajah Ara yang masam kini berubah menjadi berseri. Terlihat dari senyuman nya yang begitu lebar ditambh dengan matanya yang berbinar. Sebenarnya, sejak awal tiba Ara ingin langsung memakan pie itu tapi ia tidak tahu letak stand makanan itu dimana, ia terlalu malu untuk menanyakan nya langsung. Beruntung kali ini Nisa sangat peka dan langsung mengajak nya untuk memakan pie itu.

Matanya menyipit bersamaan dengan kerutan di dahinya. Bukan nya Nisa mengajak ke stand makanan, Nisa justru membawanya ke arah dapur.

"Kok kita kesini sih? Bukan nya stand makanan ada di depan ya?"

Gadis itu tersenyum kecil pada Ara, lalu membuka kulkas besar milik keluarga nya. Ara sedikit terkejut saat kulkas nya penuh dengan berbagai macam bahan makanan dan juga minuman. Tangan gadis itu terlihat kesulitan sata mengambil sesuatu di dalam nya.

Ara kembali terkejut saat Nisa berhasil mengambil itu dalam kulkasnya. Kini dihadapan nya sudah ada makanan yang sejak tadi ia tunggu-tunggu. Tak hanya pie, namun juga ada sebuah cake strawberry berukuran sangat besar dan juga dua botol milkshake.

"Makan Kala, katanya Kala pengen banget ini?" tanya Nisa ketika melihat reaksi Ara yang diam dengan mulut yang terbuka lebar.

"E-eh, ini buat Kala?"

"Iya, Nisa tahu Kala udah laper kan?"

Refleks, Ara memegang perutnya lalu mengangguk. "Apa ini gak kebanyakan?"

"Enggak, kami sengaja nyiapin itu buat Kala. Supaya, Kala cepet tumbuh."

Ara mengerucutkan bibirnya, ia tahu gadis itu sedang mengoloknya. Memang sih, tinggi mereka berdua sama persis atau bahkan lebih tinggi Nisa daripada Ara, padahal usia mereka terpaut dua tahun.

Tanpa basa-basi lagi, Ara langsung melahap makanan itu, mulai dari cakenya. Ara melahap nya dengan sangat rakus, sehingga cream nya berantakan dimulut Ara. Nisa tidak jijik melihat gaya makan Ara. Karena Nisa pun makan seperti itu. Saat sedang menikmati makanan, tiba-tiba Gladis datang dan menghampiri mereka.

Gifara [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt