[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK MEMBACA]
"Ketika perpisahan datang karena sebuah pilihan."
---
Feronnica Clara Faresta.
Gadis periang yang kerap disapa Ara, tubuhnya yang mungil membuat Ara terkesan imut. Tak hanya itu, Ara juga ramah. Na...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
"Ku kira, aku adalah tokoh utama dalam cerita mu. Ternyata, hanya sebagai tokoh pendukung yang melengkapi setiap kekosonganmu, bukan kebahagiaan mu."
🍓🍓🍓
Cek mulmed ya! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAK NYA.
Dalam perjalanan, mereka berdua hanya terdiam, terhanyut dalam alunan musik yang menggema dalam mobil. Bagas sejak tadi sedang heboh menggerakkan kepala dan juga kakinya menikmati musik itu. Tidak lupa, bibirnya yang ikut menyanyi, membuat Ara menutup kedua telinganya.
Sedangkan Ara, ia masih terdiam. Menatap ponselnya nanar, tidak ada satupun balasan dari laki-laki itu, Reynand.
Ara
Rey, kamu ikut ke acara pertunangan nya Fani kan? 18.00
Ara
Kamu dimana? Kita berangkat bareng kan? 18.10
Ara Aku tunggu kamu di rumah ya 18.30
Ara Rey, aku udah siap nih 18.40
Ara Rey, kamu dimana? Kok gak bales chat aku? Kamu sibuk banget ya? 18.50
Ara Yaudah deh, aku berangkat ama Bagas aja. Jaga diri baik' ya. 18.55
Ara kembali menghembuskan nafasnya kasar. Tidak ada satu pesan pun yang dibalas. Bahkan, Reynand tidak membaca pesan gadis itu sama sekali.
Bagas melirik ke arah samping. Ia memperhatikan Ara yang terlihat sangat sedih. Bagas tersenyum, lalu menarik hidung Ara sangat kencang.
"Nambah jelek lo kalau sedih! Kaya miper."
"Jelek palalo! Lo tuh yang jelek, item, dekil, kaya wajan gosong!"
"Aduh gile, muka kaya Shwan Mendes gini dibilang jelek! Lo kali kaya keteknya si Putra, asem!"
"Enak aja lo ngatain gue asem! Dariapada lo, pahit!"
"Iya pahit. Kaya kehidupan lo, Min."
Ara menjitak kepala Bagas dengan sangat keras, hingga laki-laki itu sedikit meringis. Tanpa ingin berdebat lagi, mereka berdua memutuskan untuk saling diam. Bagas tersenyum, saat melihat Ara justru sedang menunjukkan wajah kesalnya. Ia lebih menyukai gadis itu marah di bandingkan sedih.