[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW UNTUK MEMBACA]
"Ketika perpisahan datang karena sebuah pilihan."
---
Feronnica Clara Faresta.
Gadis periang yang kerap disapa Ara, tubuhnya yang mungil membuat Ara terkesan imut. Tak hanya itu, Ara juga ramah. Na...
Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
"Dan satu lagi, cara yang lo pakai itu sampah!"
🍓🍓🍓
Mulai dari part ini, banyak konflik lagi wkwk. Jadi, siapkan mental buat baca, jangan emosi yaaa:)))
Luv u gais!
Siang ini, pada jam istirahat ke dua. Kedatangan Alex membuat riuh kantin. Banyak sekali yang menatapnya diam-diam bahkan ada yang sampai memotret nya secara terang-terangan. Semua siswi sangat terpesona melihat cowok blasteran USA dan Indonesia itu. Mungkin karena ketampanan yang tak perlu di ragukan lagi. Tidak hanya tampan, tapi juga otot-otot di tubuh Alex, karena cowok tegap itu hanya mengenakan kaos putih dengan seragam yang sengaja ia buka kancingnya. Membuat otot-otot dadanya tercetak sangat jelas. Apalagi iris matanya yang cokelat alami itu seolah menambah nilai plus bagi kaum hawa. Ditambah lagi anting hitam yang dipakai di telinga kiri, membuatnya terlihat sedikit sangar.
Seolah tak terjadi apapun cowok bertubuh tegap itu berjalan dengan santai menghampiri meja nomor 5 yang sudah ada Ara, Mira dan juga Melati. Hal itu justru semakin membuat kantin semakin ricuh.
Ara yang sadar dengan kehadiran Alex, menyikut lengan Mira yang sedang fokus memakan bakso miliknya. Membuat gadis dengan potongan rambut baru itu bedecak sebal.
"Apaan sih, Ra!" ketus Mira masih memakan baksonya, sesekali ia memberikan love pada postingan cowok blasteran itu.
"Noh, doi lo nyamperin," bisik Ara.
Mira tersedak, membuat Ara dan juga Melati mendadak khawatir. Untung dengan cepat Melati memberikan segelas air pada Mira. Gadis itu meneguknya sampai habis.
"Gak usah ngibul lo, Ra, mana mungkin Alex kesini," cibir Mira lalu kembali melanjutkan makan.
"Boleh gabung?"
Suara bariton itu membuat Mira kembali tersedak. Lalu menatap tidak percaya sosok jangkung yang ada dihadapan nya ini. Mira membulatkan mulutnya lebar-lebar hingga menampilkan isi mulutnya yang sudah dipenuhi oleh bakso itu.
Ara hanya terkekeh. Mira dengan sussah payah menelan baksonya, lalu kembali meneguk air mineral milik Melati tanpa meminta izin terlebih dahulu. Dan langsung mengelap mulutnya dengan tisu, kemudian membuangnya asal. Mira memang benar-benar jorok, bahkan dirinya tidak bisa dikatakan perempuan. Rasanya, Ara dan Melati ingin menelan Mira hidup-hidup.
Alex memilih duduk di hadapan Ara, lalu menatap gadis itu dengan senyuman yang merekah. Lalu ia menyodorkan kotak bekal itu pada Ara.
"Thanks ya, sandwich buatan lo enak Ra." Alex terkekeh, "kalo bisa bikinin itu tiap hari ya, soalnya nagih."