48. Check Up?

163 35 18
                                    

"Kak Bagas tuh sayang banget sama Kak Ara, dibandingkan sama dirinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak Bagas tuh sayang banget sama Kak Ara, dibandingkan sama dirinya sendiri."

* * *

Jangan lupa vote dan komen ya! Biar author nya makin semangat:))

Perempuan itu mengeratkan jaket yang membalut setengah tubuhnya itu, lalu mengikat rambutnya menjadi satu bagian. Ia melirik ke arah laki-laki yang sedang merapikan jambul rambutnya. Laki-laki itu terlihat sangat tampan. Apalagi dengan balutan hoodie maroon yang ia kenakan membuat tingkat ketampanan nya semkain bertambah.

Merasa ada yang sedang memperhatikan, laki-laki itu mengalihkan pandangan nya dari cermin besar yang ada di dalam kamarnya, pada perempuan yang sedang duduk di atas ranjang king size miliknya.

"Ngapain lo senyum-senyum gitu?"

Perempuan itu terkekeh, "Kak Bagas ganteng banget, apalagi kalau pakai hoodie."

Bagas tersenyum bangga, lalu menyisir rambutnya ke arah belakang dengan jari-jarinya itu. "Iya lah, gue emang ganteng dari lahir."

Seketika senyum di wajah perempuan itu luntur kala melihat Bagas yang terlalu percaya diri. Ia beranjak dari tempat duduknya, lalu merangkul lengan Bagas dengan sangat erat. Lalu menyandarkan kepalanya di bahu tegap milik Bagas. Aroma shampoo vannila yang dipakai laki-laki itu menyeruak ke indra penciuman miliknya. Aroma nya begitu segar sampai ia memejamkan mata karena terbuai akan wanginya. Melihat laki- laki itu tak melakukan pergerakan sedikit pun, ia tersenyum lalu menempelkan bibir nya di pipi kanan Bagas, lalu beralih pada pipi kiri. Ia sengaja mencium pipi laki-laki itu sangat lama.

Sampai pada akhirnya Bagas merasa risi dan langsung menjauhkan tubuh kecil milik perempuan itu. Lalu mengusap pipinya yang sudah tenodai itu dengan handuk.

"Apaan sih lo main nyosor aja!"

Perempuan itu hanya menjunjukkan sederetan gigi putihnya, lalu semakin mengeratkan rangkulan tangannya.

"Kak Bagas mau kan anterin aku ke sekolah?"

Bagas langsung menggeleng sebagai jawaban. Ia menggendong tas ransel miliknya, lalu mulai membuka knop pintu. "Gak bisa, gue udah janji sama Ara buat nganterin dia hari ini."

Perempuan itu menggerutu sebal. "Ih Kak Ara aja terus yang kakak pikirin!"

"Manja banget sih! Lo dari minggu kemarin udah gue anter jemput. Sekarang giliran Ara yang gue jemput, kasihan dia harus naik angkutan umum gara-gara lo!" Bagas menatap tajam perempuan itu.

"Ish kok gara-gara aku sih? Kak Ara tuh yang manja, sekolah aja harus dianterin!"

"Gak nyadar diri lo? Yang manja siapa, bukan nya lo ya? Ke supermarket aja minta di anterin," cibir Bagas.

Baru saja Bagas ingin kembali melanjutkan aksi nya membuka pintu, Bagas dikejutkan dengan wanita paruh baya yang muncul dari luar kamarnya.

"Ada apa sih ribut-ribut?" tanya Gladis dengan nampan yang berisikan dua gelas susu dengan juga beberapa potong sandwich.

Gifara [END]Where stories live. Discover now